AS Jatuhkan Sanksi, Menlu Iran Sambangi China
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 15:00 WIB
BEIJING - China mengatakan Menteri Luar Negeri Iran akan mengunjungi negara itu mulai Jumat hingga Sabtu. Kunjungan ini terjadi sehari setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memasukkan hampir semua sektor keuangan Iran ke dalam daftar hitam dalam langkah terbaru yang ditujukan untuk ekonomi negara kaya minyak itu.
Dalam pengumuman singkat, Kementerian Luar Negeri China hanya mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif berkunjung atas undangan rekannya dari China, Wang Yi, seperti dilansir dari AP, Jumat (9/10/2020).
China telah menjadi sekutu setia Iran dan tetap menjadi pihak dalam perjanjian nuklir Iran 2015 yang ditarik AS secara sepihak sementara menerapkan kembali sanksi hukuman terhadap Iran.(Baca juga: Rusia Bukan Peluang Jual S-400 ke Iran, Netanyahu Telepon Putin )
Langkah AS pada Kamis kemarin menghantam 18 bank Iran yang sejauh ini lolos dari sebagian besar sanksi Washington yang diberlakukan kembali dan membuat lembaga keuangan asing non-Iran terkena hukuman karena melakukan bisnis dengan mereka. Sanksi itu secara efektif memotong mereka dari sistem keuangan internasional.
Daftar hitam telah ditentang oleh negara-negara Eropa karena akan membuka peluang bank terbesar mereka dan perusahaan lain terkena hukuman AS karena melakukan bisnis dengan Iran yang sebelumnya diizinkan.
Zarif bereaksi dengan marah atas penjatuhan sanksi tersebut. Ia menyebutnya sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan" pada saat krisis global. Langkah itu dilakukan ketika AS telah meningkatkan upaya untuk membunuh kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan terus meningkatkan tekanan melalui sanksi terhadap penjualan minyaknya, memasukkan pejabat tinggi pemerintah ke daftar hitam dan membunuh seorang jenderal tinggi dalam serangan udara.
Hampir seluruh dunia telah berjanji untuk mengabaikan sanksi AS terbaru, tetapi jika dilanggar akan menimbulkan risiko signifikan yaitu kehilangan akses ke sistem keuangan AS.(Baca juga: Iran Peringatkan Konflik Armenia-Azerbaijan Bisa Berubah Jadi Perang Regional )
Dalam kesempatan itu Kementerian Luar Negeri China juga mengatakan utusan khusus presiden Indonesia untuk China, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. mengunjungi Beijing pada waktu yang sama dengan Zarif. Tidak ada indikasi apakah mereka akan bertemu dengan Wang Yi sebagai satu kelompok.
Dalam pengumuman singkat, Kementerian Luar Negeri China hanya mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif berkunjung atas undangan rekannya dari China, Wang Yi, seperti dilansir dari AP, Jumat (9/10/2020).
China telah menjadi sekutu setia Iran dan tetap menjadi pihak dalam perjanjian nuklir Iran 2015 yang ditarik AS secara sepihak sementara menerapkan kembali sanksi hukuman terhadap Iran.(Baca juga: Rusia Bukan Peluang Jual S-400 ke Iran, Netanyahu Telepon Putin )
Langkah AS pada Kamis kemarin menghantam 18 bank Iran yang sejauh ini lolos dari sebagian besar sanksi Washington yang diberlakukan kembali dan membuat lembaga keuangan asing non-Iran terkena hukuman karena melakukan bisnis dengan mereka. Sanksi itu secara efektif memotong mereka dari sistem keuangan internasional.
Daftar hitam telah ditentang oleh negara-negara Eropa karena akan membuka peluang bank terbesar mereka dan perusahaan lain terkena hukuman AS karena melakukan bisnis dengan Iran yang sebelumnya diizinkan.
Zarif bereaksi dengan marah atas penjatuhan sanksi tersebut. Ia menyebutnya sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan" pada saat krisis global. Langkah itu dilakukan ketika AS telah meningkatkan upaya untuk membunuh kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan terus meningkatkan tekanan melalui sanksi terhadap penjualan minyaknya, memasukkan pejabat tinggi pemerintah ke daftar hitam dan membunuh seorang jenderal tinggi dalam serangan udara.
Hampir seluruh dunia telah berjanji untuk mengabaikan sanksi AS terbaru, tetapi jika dilanggar akan menimbulkan risiko signifikan yaitu kehilangan akses ke sistem keuangan AS.(Baca juga: Iran Peringatkan Konflik Armenia-Azerbaijan Bisa Berubah Jadi Perang Regional )
Dalam kesempatan itu Kementerian Luar Negeri China juga mengatakan utusan khusus presiden Indonesia untuk China, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin Jr. mengunjungi Beijing pada waktu yang sama dengan Zarif. Tidak ada indikasi apakah mereka akan bertemu dengan Wang Yi sebagai satu kelompok.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda