Putin Catat Retorika Tajam Anti-Rusia Capres AS Joe Biden
Kamis, 08 Oktober 2020 - 07:56 WIB
Pada hari Rabu, dia mengatakan Washington telah mengabaikan proposal itu. "Sayangnya belum ada jawaban untuk ini, masalah yang sangat penting, meskipun ada klaim berkelanjutan terhadap kami tentang hiperaktif kami yang terlihat dalam mencampuri pemilihan (presiden) yang sama sekali tidak berdasar," papar Putin.
Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 dengan tujuan mendukung Trump, termasuk dengan meretas kampanye Clinton. Moskow membantah tuduhan itu.
Rusia juga membantah tuduhan berusaha ikut campur dalam kampanye pilpres AS 2020, meski ada bukti. (Baca juga: Trump Sebut Pertempuran Nagorno-Karabakh Tragedi, Desak Gencatan Senjata )
Pada awal September, Microsoft mengatakan peretas yang terkait dengan Rusia, China, dan Iran mencoba memata-matai orang-orang yang terkait dengan Trump dan Biden. Ketiga negara tersebut menolak tuduhan tersebut.
Kantor berita Reuters melaporkan pada 9 September bahwa Microsoft telah memberi tahu salah satu firma penasihat kampanye pilpres utama Biden bahwa mereka telah menjadi sasaran tersangka peretas yang didukung negara Rusia. Kremlin menyebut laporan itu "tidak masuk akal".
Badan-badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 dengan tujuan mendukung Trump, termasuk dengan meretas kampanye Clinton. Moskow membantah tuduhan itu.
Rusia juga membantah tuduhan berusaha ikut campur dalam kampanye pilpres AS 2020, meski ada bukti. (Baca juga: Trump Sebut Pertempuran Nagorno-Karabakh Tragedi, Desak Gencatan Senjata )
Pada awal September, Microsoft mengatakan peretas yang terkait dengan Rusia, China, dan Iran mencoba memata-matai orang-orang yang terkait dengan Trump dan Biden. Ketiga negara tersebut menolak tuduhan tersebut.
Kantor berita Reuters melaporkan pada 9 September bahwa Microsoft telah memberi tahu salah satu firma penasihat kampanye pilpres utama Biden bahwa mereka telah menjadi sasaran tersangka peretas yang didukung negara Rusia. Kremlin menyebut laporan itu "tidak masuk akal".
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda