Intelijen AS: Israel Kirim Senjata ke Azerbaijan saat Perang dengan Armenia
Kamis, 01 Oktober 2020 - 08:58 WIB
YEREVAN - Israel mengirim banyak senjata ke Azerbaijan saat perang sengit dengan Armenia sedang berkecamuk. Hal itu diungkap sumber intelijen Amerika Serikat (AS).
Pertempuran sengit antara pasukan Armenia dan Azerbaijan untuk memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh dimulai sejak hari Minggu dan berlanjut hingga hari ini. Kedua belah pihak sama menglaim telah menewaskan puluhan orang satu sama lain. (Baca: Perang Sengit, Azerbaijan Hancurkan Sistem Rudal S-300 Armenia )
Kedua belah pihak saling menuduh menggunakan milisi asing dan tentara bayaran. Turki, yang secara terbuka berbicara mendukung Azerbaijan dan menyebut Armenia sebagai "ancaman terbesar bagi perdamaian" di kawasan itu, dilaporkan telah mengirim milisi dari Suriah ke Baku. Namun, Ankara membantah laporan tersebut.
Rusia, yang memiliki pangkalan militer di Armenia, dituduh mengirim milisi untuk membantu menopang pasukan Armenia. Moskow juga membantah ikut campur dalam konflik dua negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Prancis; Emmanuel Macron, menyerukan gencatan senjata segera selama panggilan telepon Rabu malam. (Baca: Armenia Kerahkan S-300 Rusia, Azerbaijan Bersumpah Menghancurkannya )
Tetapi ketika pertempuran berkecamuk, semakin banyak negara yang terlibat untuk berbagai kepentingan politik dan strategis.
Israel telah menjadi salah satu penyedia utama senjata ke Azerbaijan meskipun Armenia secara resmi membuka kedutaan besar di Tel Aviv pada September lalu.
Israel dan Azerbaijan memiliki ikatan perdagangan besar, termasuk minyak dan senjata.
Selama akhir pekan lalu, sumber intelijen AS mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Israel mengirim pesawat penuh senjata ke Azerbaijan.
Pertempuran sengit antara pasukan Armenia dan Azerbaijan untuk memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh dimulai sejak hari Minggu dan berlanjut hingga hari ini. Kedua belah pihak sama menglaim telah menewaskan puluhan orang satu sama lain. (Baca: Perang Sengit, Azerbaijan Hancurkan Sistem Rudal S-300 Armenia )
Kedua belah pihak saling menuduh menggunakan milisi asing dan tentara bayaran. Turki, yang secara terbuka berbicara mendukung Azerbaijan dan menyebut Armenia sebagai "ancaman terbesar bagi perdamaian" di kawasan itu, dilaporkan telah mengirim milisi dari Suriah ke Baku. Namun, Ankara membantah laporan tersebut.
Rusia, yang memiliki pangkalan militer di Armenia, dituduh mengirim milisi untuk membantu menopang pasukan Armenia. Moskow juga membantah ikut campur dalam konflik dua negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Prancis; Emmanuel Macron, menyerukan gencatan senjata segera selama panggilan telepon Rabu malam. (Baca: Armenia Kerahkan S-300 Rusia, Azerbaijan Bersumpah Menghancurkannya )
Tetapi ketika pertempuran berkecamuk, semakin banyak negara yang terlibat untuk berbagai kepentingan politik dan strategis.
Israel telah menjadi salah satu penyedia utama senjata ke Azerbaijan meskipun Armenia secara resmi membuka kedutaan besar di Tel Aviv pada September lalu.
Israel dan Azerbaijan memiliki ikatan perdagangan besar, termasuk minyak dan senjata.
Selama akhir pekan lalu, sumber intelijen AS mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Israel mengirim pesawat penuh senjata ke Azerbaijan.
tulis komentar anda