Iran dan Israel, Alasan Negara Teluk Berharap Trump Terpilih Kembali
Rabu, 30 September 2020 - 18:22 WIB
Sebagai calon dari partai Demokrat, Biden selalu dikaitkan dengan mantan Barack Obama, yang kebijakannya tidak selalu disukai oleh sebagian pemimpin Arab. Pertama, negara Teluk tidak menyukai cara dia menangani perang Suriah dan menganggapnya terlalu lunak dalam menghadapi krisis.
Kemudian, cara Obama mengecam pemerintah Bahrain tentang masalah HAM dan akhirnya mereka tidak menyukai retorika pro-Arab Spring dan dukungan yang dia tunjukkan pada gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir, yang dilarang di beberapa negara Arab.
"Kembalinya metodologi mungkin menyebabkan banyak masalah di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC). Ini juga dikhawatirkan akan menghentikan proses normalisasi Teluk dengan Israel," ungkapnya.
(Baca: Dukun-dukun Peru Adu Kesaktian di Pilpres AS )
"Jika Trump menang, saya berharap proses perdamaian akan berlanjut. Negara-negara Teluk telah menyadari bahwa kita dapat hidup berdampingan dengan Israel, terutama mengingat fakta bahwa kita memiliki ancaman yang sama, yaitu Iran," sambungnya.
Pada akhirnya, kata Ibrahim, publik AS yang akan menentukan siapa yang akan mengambil posisi teratas Amerika dan meskipun jajak pendapat memperkirakan malapetaka dan kesuraman bagi Trump, dia tetap optimis.
"Trump kuat dalam hal keamanan dan dia memahami apa yang baik bagi ekonomi negara. Semakin banyak orang Amerika sekarang menyadari hal ini. Jadi, jangan heran jika dia memenangkan perlombaan itu," tukasnya.
Kemudian, cara Obama mengecam pemerintah Bahrain tentang masalah HAM dan akhirnya mereka tidak menyukai retorika pro-Arab Spring dan dukungan yang dia tunjukkan pada gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir, yang dilarang di beberapa negara Arab.
"Kembalinya metodologi mungkin menyebabkan banyak masalah di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC). Ini juga dikhawatirkan akan menghentikan proses normalisasi Teluk dengan Israel," ungkapnya.
(Baca: Dukun-dukun Peru Adu Kesaktian di Pilpres AS )
"Jika Trump menang, saya berharap proses perdamaian akan berlanjut. Negara-negara Teluk telah menyadari bahwa kita dapat hidup berdampingan dengan Israel, terutama mengingat fakta bahwa kita memiliki ancaman yang sama, yaitu Iran," sambungnya.
Pada akhirnya, kata Ibrahim, publik AS yang akan menentukan siapa yang akan mengambil posisi teratas Amerika dan meskipun jajak pendapat memperkirakan malapetaka dan kesuraman bagi Trump, dia tetap optimis.
"Trump kuat dalam hal keamanan dan dia memahami apa yang baik bagi ekonomi negara. Semakin banyak orang Amerika sekarang menyadari hal ini. Jadi, jangan heran jika dia memenangkan perlombaan itu," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda