Sebanyak 250 Kapal Ikan China Serbu Lepas Pantai Peru Memicu Kemarahan

Sabtu, 26 September 2020 - 05:34 WIB
Kementerian Luar Negeri Peru berusaha meredakan ketegangan, dengan mengatakan pihaknya telah menyatakan ketidaknyamanan kepada pejabat AS tentang ketidakakuratan tweet kedutaan AS. Peru adalah produsen tembaga terbesar kedua di dunia, yang sebagian besar dibeli oleh China.

Wakil Menteri Talavera mengatakan dia telah mengatakan kepada para pejabat AS bahwa Peru adalah teman dan mitra dari Amerika Serikat dan China dan meminta mereka untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog, pemahaman dan kerja sama.

Sementara itu, asosiasi perikanan lokal mengatakan penangkapan cumi-cumi raksasa tanpa pandang bulu merugikan industri dalam negeri. Cumi-cumi menyumbang 43 persen dari ekspor perikanan Peru.

"Ini adalah rahasia umum bahwa setiap tahun kapal terutama dari China...dipasang tepat di tepi 200 mil dari Peru untuk mengekstrak sumber daya ini," kata Cayetana AljovĂ­n, presiden Masyarakat Nasional untuk Penangkapan Ikan.

"Dengan mengekstraksi sumber daya yang tidak diatur di perairan tersebut, hal itu dapat berdampak negatif pada ekosistem Peru."

Pemerintah Peru menyetujui undang-undang pada bulan Agustus yang mewajibkan kapal lokal dan asing yang beroperasi di lepas pantainya menggunakan peralatan GPS dan SISESAT, sistem pelacakan satelit untuk kapal.

Portoccarero menyatakan armada kapal China telah hadir di Samudera Pasifik selama bertahun-tahun, mulai dari bagian utara Chile, pesisir Peru hingga dekat Kepulauan Galapagos, tergantung pola migrasi cumi-cumi tersebut.

Dia menambahkan bahwa pada tahun 2004, tiga kapal berbendera China ditangkap di wilayah maritim Peru, setelah operasi dengan kapal selam dan helikopter Angkatan Laut, meskipun armada semacam ini ditemukan di tempat-tempat di seluruh dunia.

"Kami punya satu besar di depan Argentina, satu lagi di utara Brasil, ada beberapa di sekitar Australia, Selandia Baru, Afrika Timur, dan di Samudra Hindia. Ini masalah global," katanya.
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More