Klaim Dapat Dukungan Mayoritas di Parlemen, Anwar Siap Lengserkan Muhyiddin

Rabu, 23 September 2020 - 13:42 WIB
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mengatakan ia telah mendapatkan dukungan mayoritas yang kuat dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Foto/The Star
KUALA LUMPUR - Pemimpin oposisi Malaysia , Anwar Ibrahim , mengatakan ia telah mendapatkan dukungan mayoritas yang kuat dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Ia saat ini tengah mencari waktu untuk audiensi dengan raja guna meresmikan pengangkatannya sebagai perdana menteri.

Anwar, yang akan membutuhkan persetujuan raja untuk menggantikan Perdana Menteri Malaysia saat ini Muhyiddin Yassin, mengatakan pada konferensi pers bahwa dukungannya dari anggota parlemen berarti Muhyiddin telah jatuh sebagai perdana menteri.

“Kami memiliki mayoritas yang kuat dan tangguh. Saya tidak berbicara tentang empat, lima, enam (kursi), saya berbicara tentang lebih dari itu," kata Anwar, yang tidak memberikan angka apa pun tetapi mengatakan dukungan itu mendekati dua pertiga dari 222 anggota parlemen.

“Kami membutuhkan pemerintahan yang stabil dan kuat untuk menjalankan negara dan menyelamatkan negara,” tambahnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/9/2020).(Baca juga: Pakatan Harapan Dukung Anwar Ibrahim sebagai PM Malaysia )

Klaim pemimpin oposisi itu muncul kurang dari tujuh bulan setelah Muhyiddin merebut jabatan perdana menteri menyusul kekacauan politik yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan sebelumnya di bawah Mahathir Mohamad.



Kantor perdana menteri Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait klaim Anwar Ibrahim tersebut.

Jika Muhyiddin menemui raja terlebih dahulu, dia dapat menasihatinya untuk membubarkan parlemen dan memicu pemilihan umum nasional.

Muhyiddin berkuasa pada Maret lalu setelah mengamankan mayoritas parlemen dengan dukungan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang dikalahkan dalam pemilu 2018 lalu.(Baca juga: Anwar Ibrahim Gagal Jadi PM, Raja Malaysia Tunjuk Muhyiddin Yassin )

Lawan-lawannya menuduh Muhyiddin merebut kekuasaan dengan menggeser partai-partai koalisi alih-alih mendapatkannya di kotak suara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More