Anwar Ibrahim Gagal Jadi PM, Raja Malaysia Tunjuk Muhyiddin Yassin
A
A
A
KUALA LUMPUR - Raja Malaysia menunjuk Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri Malaysia menggantikan Mahathir Mohamad, seminggu setelah terjadi perebutan kekuasaan. Penunjukan ini diumumkan langsung oleh pihak Kerajaan Malaysia.
Pengawas keuangan Keluarga Kerajaan dan Rumah Tangga Malaysia, Ahmad Fadil Shamsuddin, dalam sebuah pernyataan mengatakan raja, setelah bertemu dengan semua anggota parlemen, telah mendapatkan bahwa anggota parlemen yang memimpin mayoritas adalah Muhyiddin.
"Karena itu, Raja telah memilih Muhyiddin sebagai Perdana Menteri sesuai dengan Pasal 40 (2) (a) dan 43 (2) (a) Konstitusi Federal," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (29/2/2020).
Menurut Ahmad Fail, Muhyiddin akan disumpah sebagai Perdana Menteri Malaysia pada hari Minggu (1/3/2020) pukul 10.30 pagi waktu setempat di Istana Negara.
“(Raja Malaysia Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah) mengatakan penunjukan perdana menteri tidak dapat ditunda demi kesejahteraan rakyat dan bangsa," tegas Fail.
"Dia percaya ini adalah keputusan terbaik untuk semua orang dan berharap ini mengakhiri krisis politik saat ini," tambahnya.
Berbicara kepada wartawan di luar kediamannya setelah pengumuman, Muhyiddin mengatakan: "Saya ingin mengucapkan terima kasih, terima kasih kepada Allah, bahwa saya telah ditunjuk sebagai perdana menteri ke-8, dengan izin dari Yang Mulia Di Pertuan Agung."
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah memberikan dukungan moral kepada saya dan saya berharap semua orang Malaysia akan menerima keputusan yang telah diumumkan hari ini," imbuhnya.
"Tolong doakan untuk masa depan yang lebih cerah bagi kita semua. Terima kasih, Asslamualaikum," tandasnya.
Pengunduran diri Mahathir Mohamad pada hari Senin telah menjerumuskan Malaysia ke dalam kekacauan politik. Raja menerima pengunduran dirinya dan mengangkatnya sebagai perdana menteri sementara. (Baca: PM Mahathir Mundur di Tengah Kacaunya Politik Malaysia )
Pada Sabtu pagi, para pemimpin politik bergiliran menemui raja untuk menghadirkan calon perdana menteri yang mereka pilih. Itu dilakukan setelah ia mengatakan tidak dapat mengidentifikasi anggota parlemen mana pun yang memimpin mayoritas setelah konsultasi dua hari dengan semua anggota parlemen.
Muhyiddin Yassin, yang menarik Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) keluar dari Pakatan Harapan (PH), telah berkoalisi dengan Barisan Nasional, Parti Islam Se-Malaysia dan lainnya dalam upaya untuk membentuk pemerintahan baru.
PH awalnya pada hari Rabu mengatakan akan mencalonkan Anwar Ibrahim, setelah Mahathir mengajukan proposal untuk membentuk pemerintah persatuan yang memotong garis partai.
Dalam berbagai peristiwa, PH mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mendukung Mahathir Mohamad untuk menjadi perdana menteri lagi. Mahathir juga, mengatakan dia memiliki dukungan untuk membentuk pemerintahan.
Anwar Ibrahim mengatakan di Facebook-nya bahwa dia telah memberi tahu raja bahwa PH telah mengubah pendiriannya dan akan mencalonkan Mahathir sebagai kandidat perdana menteri.
"Saya tersentuh oleh dukungan yang diberikan kepada saya, tetapi saya memilih untuk menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan saya sendiri," kata Anwar Ibrahim.
Pengawas keuangan Keluarga Kerajaan dan Rumah Tangga Malaysia, Ahmad Fadil Shamsuddin, dalam sebuah pernyataan mengatakan raja, setelah bertemu dengan semua anggota parlemen, telah mendapatkan bahwa anggota parlemen yang memimpin mayoritas adalah Muhyiddin.
"Karena itu, Raja telah memilih Muhyiddin sebagai Perdana Menteri sesuai dengan Pasal 40 (2) (a) dan 43 (2) (a) Konstitusi Federal," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (29/2/2020).
Menurut Ahmad Fail, Muhyiddin akan disumpah sebagai Perdana Menteri Malaysia pada hari Minggu (1/3/2020) pukul 10.30 pagi waktu setempat di Istana Negara.
“(Raja Malaysia Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah) mengatakan penunjukan perdana menteri tidak dapat ditunda demi kesejahteraan rakyat dan bangsa," tegas Fail.
"Dia percaya ini adalah keputusan terbaik untuk semua orang dan berharap ini mengakhiri krisis politik saat ini," tambahnya.
Berbicara kepada wartawan di luar kediamannya setelah pengumuman, Muhyiddin mengatakan: "Saya ingin mengucapkan terima kasih, terima kasih kepada Allah, bahwa saya telah ditunjuk sebagai perdana menteri ke-8, dengan izin dari Yang Mulia Di Pertuan Agung."
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah memberikan dukungan moral kepada saya dan saya berharap semua orang Malaysia akan menerima keputusan yang telah diumumkan hari ini," imbuhnya.
"Tolong doakan untuk masa depan yang lebih cerah bagi kita semua. Terima kasih, Asslamualaikum," tandasnya.
Pengunduran diri Mahathir Mohamad pada hari Senin telah menjerumuskan Malaysia ke dalam kekacauan politik. Raja menerima pengunduran dirinya dan mengangkatnya sebagai perdana menteri sementara. (Baca: PM Mahathir Mundur di Tengah Kacaunya Politik Malaysia )
Pada Sabtu pagi, para pemimpin politik bergiliran menemui raja untuk menghadirkan calon perdana menteri yang mereka pilih. Itu dilakukan setelah ia mengatakan tidak dapat mengidentifikasi anggota parlemen mana pun yang memimpin mayoritas setelah konsultasi dua hari dengan semua anggota parlemen.
Muhyiddin Yassin, yang menarik Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) keluar dari Pakatan Harapan (PH), telah berkoalisi dengan Barisan Nasional, Parti Islam Se-Malaysia dan lainnya dalam upaya untuk membentuk pemerintahan baru.
PH awalnya pada hari Rabu mengatakan akan mencalonkan Anwar Ibrahim, setelah Mahathir mengajukan proposal untuk membentuk pemerintah persatuan yang memotong garis partai.
Dalam berbagai peristiwa, PH mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mendukung Mahathir Mohamad untuk menjadi perdana menteri lagi. Mahathir juga, mengatakan dia memiliki dukungan untuk membentuk pemerintahan.
Anwar Ibrahim mengatakan di Facebook-nya bahwa dia telah memberi tahu raja bahwa PH telah mengubah pendiriannya dan akan mencalonkan Mahathir sebagai kandidat perdana menteri.
"Saya tersentuh oleh dukungan yang diberikan kepada saya, tetapi saya memilih untuk menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan saya sendiri," kata Anwar Ibrahim.
(ian)