Mei 2021, AS Tarik Seluruh Pasukan dari Afghanistan
Rabu, 23 September 2020 - 10:18 WIB
WASHINGTON - Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah mulai merencanakan penarikan penuh tentara Amerika di Afghanistan pada bulan Mei mendatang, meskipun perintah belum dikeluarkan.
"Saya ingin memperjelas bahwa (Menteri Pertahanan Mark Esper) belum mengeluarkan perintah untuk mengurangi personel militer di bawah level 4.000 hingga 5.000 ini di Afghanistan, meskipun kami sedang melakukan perencanaan yang hati-hati untuk mundur menjadi nol anggota dinas pada Mei 2021 jika kondisinya menjamin, sesuai dengan perjanjian AS-Taliban," kata David Helvey seperti dilansir dari The Hill, Rabu (23/9/2020).
Haley adalah pejabat yang menjalankan tugas asisten menteri Pertahanan untuk urusan keamanan Indo-Pasifik. Ia mengatakan hal itu kepada Sub-komite Pengawasan dan Reformasi Dewan Keamanan Nasional pada sebuah sidang.
Helvey menegaskan setiap penarikan pasukan pada bulan Mei akan berdasarkan kondisi fundamental.
"Kami akan mengawasi dengan sangat hati-hati untuk menilai kondisi kepatuhan Taliban dengan persyaratan perjanjiannya, dan itu akan digunakan untuk menginformasikan keputusan tentang penarikan lebih lanjut dan masa depan," ujarnya.
Pernyataan itu muncul ketika Presiden Trump telah menggembar-gemborkan penarikan pasukan AS di wilayah itu pada akhir kampanye sebagai bukti bahwa dia memenuhi janjinya untuk mengakhiri "perang tanpa akhir" Amerika.
Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan akan menempatkan sekitar 4.500 tentara di Afghanistan pada November.
Komentar itu juga muncul ketika Taliban dan pemerintah Afghanistan telah memulai pembicaraan damai di Doha, Qatar, yang bertujuan untuk mengakhiri perang 19 tahun itu. Pembicaraan intra-Afghanistan disebut dalam perjanjian yang ditandatangani pemerintahan Trump dengan Taliban pada Februari lalu.(Baca juga: Perundingan Damai Afghanistan Bahas Gencatan Senjata dan Hak-Hak Perempuan )
Perjanjian tersebut juga menetapkan batas waktu untuk penarikan penuh AS dari Afghanistan pada Mei 2021. Sebagai gantinya, Taliban setuju untuk menolak menjadikan Afghanistan tempat berlindung yang aman bagi al Qaeda dan kelompok teroris lainnya untuk menyerang Barat.(Baca juga: Taliban Bantai 20 Pasukan Pemerintah Afghanistan di Tengah Pembicaraan Damai )
"Saya ingin memperjelas bahwa (Menteri Pertahanan Mark Esper) belum mengeluarkan perintah untuk mengurangi personel militer di bawah level 4.000 hingga 5.000 ini di Afghanistan, meskipun kami sedang melakukan perencanaan yang hati-hati untuk mundur menjadi nol anggota dinas pada Mei 2021 jika kondisinya menjamin, sesuai dengan perjanjian AS-Taliban," kata David Helvey seperti dilansir dari The Hill, Rabu (23/9/2020).
Haley adalah pejabat yang menjalankan tugas asisten menteri Pertahanan untuk urusan keamanan Indo-Pasifik. Ia mengatakan hal itu kepada Sub-komite Pengawasan dan Reformasi Dewan Keamanan Nasional pada sebuah sidang.
Helvey menegaskan setiap penarikan pasukan pada bulan Mei akan berdasarkan kondisi fundamental.
"Kami akan mengawasi dengan sangat hati-hati untuk menilai kondisi kepatuhan Taliban dengan persyaratan perjanjiannya, dan itu akan digunakan untuk menginformasikan keputusan tentang penarikan lebih lanjut dan masa depan," ujarnya.
Pernyataan itu muncul ketika Presiden Trump telah menggembar-gemborkan penarikan pasukan AS di wilayah itu pada akhir kampanye sebagai bukti bahwa dia memenuhi janjinya untuk mengakhiri "perang tanpa akhir" Amerika.
Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan akan menempatkan sekitar 4.500 tentara di Afghanistan pada November.
Komentar itu juga muncul ketika Taliban dan pemerintah Afghanistan telah memulai pembicaraan damai di Doha, Qatar, yang bertujuan untuk mengakhiri perang 19 tahun itu. Pembicaraan intra-Afghanistan disebut dalam perjanjian yang ditandatangani pemerintahan Trump dengan Taliban pada Februari lalu.(Baca juga: Perundingan Damai Afghanistan Bahas Gencatan Senjata dan Hak-Hak Perempuan )
Perjanjian tersebut juga menetapkan batas waktu untuk penarikan penuh AS dari Afghanistan pada Mei 2021. Sebagai gantinya, Taliban setuju untuk menolak menjadikan Afghanistan tempat berlindung yang aman bagi al Qaeda dan kelompok teroris lainnya untuk menyerang Barat.(Baca juga: Taliban Bantai 20 Pasukan Pemerintah Afghanistan di Tengah Pembicaraan Damai )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda