Tren Aneh Muncul, Pesawat Terbang dan Mendarat di Bandara yang Sama
Kamis, 17 September 2020 - 13:20 WIB
Tiket seharga USD236 untuk penerbangan Tigerair Taiwan dari Taipei yang terbang berputar di atas Pulau Jeju, Korea Selatan (Korsel), terjual dalam waktu empat menit.
Harga tiket itu termasuk voucher satu tahun untuk tiket perjalanan keliling dari Taiwan ke Korea yang dapat dipakai setelah larangan perjalanan dicabut.
Chen Shu Tze, 44, pegawai dari Taipei membeli tiket penerbangan itu karena tawaran itu menarik dan dia sudah rindu perjalanan, terutama ke Korsel. “Pandemi memiliki dampak buruk pada pariwisata dan maskapai, jadi saya ingin membantu mendorong ekonomi, dan saya rindu terbang,” kata dia. (Baca Juga: Biden Kalahkan Trump dengan Selisih 9%, Pemilih Soroti Covid-19)
Maskapai Thai Airways International bulan ini membuka restoran di dalam pesawat, menawarkan makanan di kursi pesawat pada calon pelancong. (Baca Infografis: Partai Komunis China : Kami Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS)
Meski demikian, tren aneh ini dikritik para pakar lingkungan. “Pertama, ini mendorong perjalanan intensif karbon tanpa alasan bagus. Kedua, ini mengaburkan orang dari kebijakan dan perubahan nilai yang perlu untuk mitigasi krisis iklim,” ungkap grup kesadaran perubahan iklim SG Climate Rally. (Lihat Video: Longsor 18 meter, 5 Kios di Jagakarsa Ambruk)
Harga tiket itu termasuk voucher satu tahun untuk tiket perjalanan keliling dari Taiwan ke Korea yang dapat dipakai setelah larangan perjalanan dicabut.
Chen Shu Tze, 44, pegawai dari Taipei membeli tiket penerbangan itu karena tawaran itu menarik dan dia sudah rindu perjalanan, terutama ke Korsel. “Pandemi memiliki dampak buruk pada pariwisata dan maskapai, jadi saya ingin membantu mendorong ekonomi, dan saya rindu terbang,” kata dia. (Baca Juga: Biden Kalahkan Trump dengan Selisih 9%, Pemilih Soroti Covid-19)
Maskapai Thai Airways International bulan ini membuka restoran di dalam pesawat, menawarkan makanan di kursi pesawat pada calon pelancong. (Baca Infografis: Partai Komunis China : Kami Siap Perang dengan Negara ASEAN dan AS)
Meski demikian, tren aneh ini dikritik para pakar lingkungan. “Pertama, ini mendorong perjalanan intensif karbon tanpa alasan bagus. Kedua, ini mengaburkan orang dari kebijakan dan perubahan nilai yang perlu untuk mitigasi krisis iklim,” ungkap grup kesadaran perubahan iklim SG Climate Rally. (Lihat Video: Longsor 18 meter, 5 Kios di Jagakarsa Ambruk)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda