Para Tentara Israel Menangis usai Tinggalkan Koridor Netzarim di Gaza
Rabu, 29 Januari 2025 - 03:30 WIB

Kendaraan militer dan tank Israel terlihat di suatu titik dekat Koridor Netzarim di Jalan Salah al-Din pada 27 Januari 2025 di Kota Gaza, Gaza. Foto/Moiz Salhi/Anadolu Agency
GAZA - Para tentara Israel yang berpartisipasi dalam serangan militer di Koridor Netzarim di Jalur Gaza tengah selama setahun terakhir telah meninggalkan daerah itu sambil menangis.
Mereka mengklaim "usaha mereka sia-sia", demikian dilaporkan Channel 14 Israel.
Para tentara mengatakan kepada saluran tersebut bahwa mereka merasa "sangat kecewa setelah hidup selama berbulan-bulan dalam kondisi yang sulit, di mana mereka melakukan operasi ofensif dan defensif" terhadap faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza.
"Namun, ketika mereka meninggalkan daerah itu, mereka merasa tujuan yang ditetapkan oleh tentara tidak tercapai seperti yang diharapkan," ungkap laporan itu.
Perdebatan berkembang di Israel tentang hasil dan dampak perang di lapangan.
Pada hari Senin, ribuan warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Jalur Gaza utara setelah dipaksa keluar dari rumah mereka oleh perang genosida Israel.
Puluhan ribu orang berjalan kaki di sepanjang Jalan Al-Rashid di pesisir pantai berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Pasukan pendudukan Israel membuka Koridor Netzarim, yang memisahkan wilayah selatan dari utara, yang memungkinkan kendaraan Palestina untuk lewat.
Fase enam pekan pertama dari perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Mereka mengklaim "usaha mereka sia-sia", demikian dilaporkan Channel 14 Israel.
Para tentara mengatakan kepada saluran tersebut bahwa mereka merasa "sangat kecewa setelah hidup selama berbulan-bulan dalam kondisi yang sulit, di mana mereka melakukan operasi ofensif dan defensif" terhadap faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza.
"Namun, ketika mereka meninggalkan daerah itu, mereka merasa tujuan yang ditetapkan oleh tentara tidak tercapai seperti yang diharapkan," ungkap laporan itu.
Perdebatan berkembang di Israel tentang hasil dan dampak perang di lapangan.
Pada hari Senin, ribuan warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Jalur Gaza utara setelah dipaksa keluar dari rumah mereka oleh perang genosida Israel.
Puluhan ribu orang berjalan kaki di sepanjang Jalan Al-Rashid di pesisir pantai berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Pasukan pendudukan Israel membuka Koridor Netzarim, yang memisahkan wilayah selatan dari utara, yang memungkinkan kendaraan Palestina untuk lewat.
Fase enam pekan pertama dari perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Lihat Juga :
tulis komentar anda