5 Peristiwa Penting di Timur Tengah yang Jadi Perhatian pada 2025
Jum'at, 27 Desember 2024 - 02:20 WIB
3. Pembentukan pemerintahan dan krisis ekonomi Lebanon
Melansir Arab News, krisis politik Lebanon yang terus-menerus telah membuat negara itu terombang-ambing, tidak mampu membentuk pemerintahan yang berfungsi penuh sejak protes tahun 2019. Pada tahun 2024, Lebanon menghadapi tekanan yang meningkat untuk membentuk pemerintahan baru karena menghadapi keruntuhan ekonomi, inflasi, dan devaluasi pound Lebanon. Kekosongan kepemimpinan dan kelumpuhan kelembagaan memperburuk situasi yang sudah mengerikan.Seruan internasional untuk pemerintahan yang lebih inklusif terus meningkat, terutama dari AS dan Eropa, yang menuntut pemerintahan yang berfungsi untuk mengatasi keruntuhan ekonomi Lebanon dan meningkatnya ancaman keamanan. Namun, pengaruh Hezbollah yang terus berlanjut dalam struktur politik Lebanon, meskipun kelompok tersebut sangat dilemahkan oleh perang Israel baru-baru ini, mempersulit prospek reformasi yang berarti.
Pada tahun 2025, Lebanon mungkin akan terjebak antara kebutuhan akan bantuan internasional dan tuntutan internal untuk kedaulatan. Ketahanan sistem politiknya dan kemampuan untuk membentuk pemerintahan kemungkinan akan menentukan apakah Lebanon akan bangkit dari krisisnya atau terus terjerumus ke dalam disintegrasi yang lebih jauh.
4. Meningkatnya kekerasan di Gaza dan jalan yang tidak pasti ke depannya
Melansir Arab News, Perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang meskipun ada pembicaraan gencatan senjata tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, telah merenggut nyawa lebih dari 45.000 warga Palestina, dan melukai lebih dari 100.000 orang sejak 7 Oktober 2023.Operasi militer Israel terus menewaskan puluhan warga Palestina setiap hari.
Upaya masyarakat internasional untuk memediasi gencatan senjata akan diuji berat pada tahun 2025, terutama di bawah bayang-bayang pemilihan kembali Trump. Sikapnya yang teguh AS untuk Israel, termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kotanya dan mendukung perluasan permukiman, menunjukkan bahwa masa jabatan keduanya dapat lebih memberdayakan gerakan pemukim.
Sementara aneksasi penuh mungkin berbenturan dengan ambisinya untuk kesepakatan yang lebih luas di bawah Perjanjian Abraham—yang bertujuan untuk menormalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi—pendekatan AS yang lebih permisif dapat memicu permukiman Israel yang mengakar di Tepi Barat. Ini kemungkinan akan memicu perlawanan yang lebih besar tidak hanya di Palestina tetapi juga di seluruh dunia Arab, yang berpotensi memicu kerusuhan yang lebih luas.
5. Perang Yaman: Medan pertempuran utama
Perang Yaman kini memasuki tahun kesembilan. Meskipun gencatan senjata telah berlangsung lama, belum ada tanda-tanda solusi politik. Konflik yang membeku antara pemerintah yang didukung Saudi dan pemberontak Houthi, yang bersekutu dengan Iran, terus memicu persaingan regional. Meningkatnya keunggulan Houthi dalam 'Poros Perlawanan' dapat menyebabkan pengaruh Iran yang lebih besar, yang ingin dicegah oleh Israel dan sekutunya.Melansir Arab News, Israel diperkirakan akan mengintensifkan operasi militer terhadap target-target Houthi, sementara Houthi sendiri kemungkinan akan memperluas jangkauan mereka, khususnya di Laut Merah dan Tanduk Afrika, dalam upaya untuk mengganggu jalur pelayaran yang vital bagi perdagangan global. Yaman dapat menjadi titik fokus yang lebih kritis dalam pertikaian yang lebih besar antara Iran dan lawan-lawan regionalnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda