Rusia Marah Jenderalnya Dibunuh: Negara-negara NATO Jadi Target Sah!
Kamis, 19 Desember 2024 - 07:04 WIB
MOSKOW - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev marah atas pembunuhan Letnan Jenderal Igor Kirillov, yang mengepalai Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi Rusia.
Dia menyalahkan Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv, menyebut mereka sebagai target sah militer Moskow.
Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, pada hari Rabu mengecam harian Inggris The Times karena membenarkan pembunuhan Kirillov dalam editorialnya.
Dalam artikel editorial yang diterbitkan pada hari Selasa, media tersebut menyatakan sumber internal dinas keamanan Ukraina mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan jenderal tersebut.
Media itu kemudian menggambarkan pembunuhan sang jenderal sebagai "tindakan pembelaan yang sah oleh negara yang terancam."
"Pembunuhan itu merupakan serangan diskriminatif terhadap seorang agresor," tulis The Times.
Kirillov tewas dalam ledakan di luar kediamannya pada Selasa pagi. Penyidik Rusia mengatakan sebuah alat peledak rakitan (IED) yang diisi hingga 1 kg TNT dipasang pada skuter listrik yang diparkir di dekat pintu masuk bangunan.
Penyidik menduga dinas khusus Ukraina mengatur serangan itu, yang terjadi beberapa jam setelah sang jenderal dituduh oleh Kyiv terkait dengan penggunaan senjata kimia di medan perang, sebuah klaim yang dibantah Moskow.
"Tidak mungkin mengabaikan editorial yang dimuat di The Times, di mana para bajingan itu menyebut serangan teroris terhadap Igor Kirillov dan asistennya sebagai 'tindakan pembelaan yang sah'," kesal Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.
Dua menyatakan bahwa menurut logika yang digunakan The Times, seluruh manajemennya kini dapat dianggap sebagai "target militer yang sah" bagi Rusia, bersama dengan semua pengambil keputusan Barat.
"Semua pengambil keputusan NATO dari negara-negara yang memberikan bantuan militer kepada Bandera Ukraina berpartisipasi dalam perang hibrida atau konvensional melawan Rusia," paparnya, merujuk pada Stepan Bandera, tokoh nasionalis yang dianggap Rusia sebagai antek Nazi.
"Semua individu ini dapat dan harus dianggap sebagai target militer yang sah bagi negara Rusia," imbuh Medvedev.
"Orang-orang yang melakukan kejahatan terhadap Rusia selalu memiliki kaki tangan, termasuk di media."
"Dan mereka juga kini menjadi target militer yang sah. Ini mungkin termasuk para serigala dari The Times, yang dengan pengecut bersembunyi di balik editorial...Jadi, berhati-hatilah! Bagaimanapun, banyak hal bisa terjadi di London,” paparnya.
Pihak berwenang Rusia telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas kematian Kirillov dan mengajukan tuntutan pembunuhan, terorisme, dan perdagangan senjata ilegal.
Pada hari Rabu, Komite Investigasi mengumumkan telah menahan seorang warga negara Uzbekistan berusia 29 tahun yang diduga melakukan serangan tersebut.
Menurut para penyelidik, tersangka mengakui bahwa dia telah direkrut oleh SBU (dinas intelijen Ukraina), dan setuju untuk melakukan pengeboman dengan imbalan hadiah sebesar USD100.000 dan perjalanan yang aman ke Uni Eropa.
Dia menyalahkan Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv, menyebut mereka sebagai target sah militer Moskow.
Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, pada hari Rabu mengecam harian Inggris The Times karena membenarkan pembunuhan Kirillov dalam editorialnya.
Dalam artikel editorial yang diterbitkan pada hari Selasa, media tersebut menyatakan sumber internal dinas keamanan Ukraina mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan jenderal tersebut.
Baca Juga
Media itu kemudian menggambarkan pembunuhan sang jenderal sebagai "tindakan pembelaan yang sah oleh negara yang terancam."
"Pembunuhan itu merupakan serangan diskriminatif terhadap seorang agresor," tulis The Times.
Kirillov tewas dalam ledakan di luar kediamannya pada Selasa pagi. Penyidik Rusia mengatakan sebuah alat peledak rakitan (IED) yang diisi hingga 1 kg TNT dipasang pada skuter listrik yang diparkir di dekat pintu masuk bangunan.
Penyidik menduga dinas khusus Ukraina mengatur serangan itu, yang terjadi beberapa jam setelah sang jenderal dituduh oleh Kyiv terkait dengan penggunaan senjata kimia di medan perang, sebuah klaim yang dibantah Moskow.
"Tidak mungkin mengabaikan editorial yang dimuat di The Times, di mana para bajingan itu menyebut serangan teroris terhadap Igor Kirillov dan asistennya sebagai 'tindakan pembelaan yang sah'," kesal Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.
Dua menyatakan bahwa menurut logika yang digunakan The Times, seluruh manajemennya kini dapat dianggap sebagai "target militer yang sah" bagi Rusia, bersama dengan semua pengambil keputusan Barat.
"Semua pengambil keputusan NATO dari negara-negara yang memberikan bantuan militer kepada Bandera Ukraina berpartisipasi dalam perang hibrida atau konvensional melawan Rusia," paparnya, merujuk pada Stepan Bandera, tokoh nasionalis yang dianggap Rusia sebagai antek Nazi.
"Semua individu ini dapat dan harus dianggap sebagai target militer yang sah bagi negara Rusia," imbuh Medvedev.
"Orang-orang yang melakukan kejahatan terhadap Rusia selalu memiliki kaki tangan, termasuk di media."
"Dan mereka juga kini menjadi target militer yang sah. Ini mungkin termasuk para serigala dari The Times, yang dengan pengecut bersembunyi di balik editorial...Jadi, berhati-hatilah! Bagaimanapun, banyak hal bisa terjadi di London,” paparnya.
Pihak berwenang Rusia telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas kematian Kirillov dan mengajukan tuntutan pembunuhan, terorisme, dan perdagangan senjata ilegal.
Pada hari Rabu, Komite Investigasi mengumumkan telah menahan seorang warga negara Uzbekistan berusia 29 tahun yang diduga melakukan serangan tersebut.
Menurut para penyelidik, tersangka mengakui bahwa dia telah direkrut oleh SBU (dinas intelijen Ukraina), dan setuju untuk melakukan pengeboman dengan imbalan hadiah sebesar USD100.000 dan perjalanan yang aman ke Uni Eropa.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda