Misteri Penjara Sednaya, Lokasi Rezim Assad Siksa dan Eksekusi Pejuang Oposisi Suriah

Sabtu, 14 Desember 2024 - 22:25 WIB
Penjara Sednaya menjadi tempat eksekusi bagi pemberontak nyang melawan Rezim Bashar Al Assad. Foto/X,@Bernadotte22
DAMASKUS - Penjara Sednaya cukup terkenal di Suriah . Keberadaannya yang sering disebut juga sebagai rumah jagal hingga kamp kematian masih menyimpan misteri beragam.

Beberapa waktu setelah lengsernya rezim Bashar al-Assad di Suriah, sebagian orang di sana mencari keberadaan penjara Sednaya di dekat Damaskus. Katanya, tempat tersebut dulunya digunakan pemerintah untuk memenjarakan dan menyiksa pejuang oposisi yang tertangkap.

New York Times melaporkan kerumunan warga Suriah mendatangi penjara itu setelah pemberontak menguasainya pada Minggu (8/12). Di sana, mereka mengawasi pintu masuk untuk mencari kenalan atau anggota keluarganya yang pernah dimasukkan ke dalamnya.

Apa itu Penjara Sednaya?

Amnesty International menggambarkan penjara Sednaya sebagai ‘rumah pembantaian manusia’. Di tempat tersebut, ada puluhan ribu orang yang ditahan, disiksa hingga dibunuh selama 13 tahun berkecamuknya perang saudara Suriah.

Penjara militer Sednaya berada sekitar 30 km di utara Damaskus. Secara resmi, penjara ini berada di bawah yurisdiksi Menteri Pertahanan dan dioperasikan oleh Polisi Militer Suriah.

Tempat ini menjadi terkenal karena dituding menjadi lokasi penyiksaan dan kekerasan berlebihan setelah kerusuhan yang dilakukan para tahanan pada 2008. Sejak dimulainya krisis di Suriah pada 2011, penjara tersebut telah menjadi tujuan akhir bagi para oposisi rezim yang ditangkap.

Mengutip MiddleEastEye, penjara Sednaya didirikan pada 1987 di bawah pemerintahan Hafez al-Assad. Awalnya, fasilitas ini berfungsi sebagai pusat penahanan militer saja.



Kondisi berubah di bawah pemerintahan rezim Assad. Fasilitas itu kemudian lebih dikenal sebagai tempat penyiksaan dan pembunuhan penentang pemerintah.

Kelompok hak asasi manusia internasional mengatakan puluhan ribu orang pernah ditahan di Sednaya. Mereka disiksa, dipukuli, bahkan tidak diberi makanan, air, obat-obatan hingga sanitasi dasar.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!