Dubes Israel Klaim Kesepakatan UEA-Israel Turut Memperhatikan Kepentingan Palestina
Selasa, 01 September 2020 - 02:00 WIB
WASHINGTON - Uni Emirat Arab (UEA) turut memperhatikan kepentingan Palestina saat membuat kesepakatan dengan Israel. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS), Ron Dermer.
Dermer mengatakan selama pembicaraan, pihak UEA selalu menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan dua negara antara Palestina dan Israel.
(Baca: Kartunnya Ledek Normalisasi UEA-Israel, Kartunis Ini Dipenjara lalu Dibebaskan )
"Saya tidak berpikir (Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed) melakukan (perjanjian) ini dengan mengabaikan rakyat Palestina sama sekali. Saya tidak berpikir seperti itu cara dia melihatnya. Tidak diragukan lagi bahwa dia berkomitmen untuk melihat orang Palestina mendapatkan penentuan nasib sendiri," ucap Dermer.
Pejabat UEA terus-menerus memberi tahu kami selama proses ini, bahwa mereka berkomitmen untuk memiliki solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Mereka berkomitmen untuk masa depan mereka," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya.
Terkait dengan sikap keras Turki terhadap kesepakatan antara UEA dan Israel, Dermer mengatakan bahwa Ankara mungkin tidak ingin Abu Dhabi mencapai posisi Turki saat ini, terkait dengan hubungan dengan Israel.
(Baca: Makin Mesra, UEA Terima Kunjungan Delegasi Israel dan AS Hari Ini )
"Turki mengutuk UEA, karena mereka bergerak menuju hubungan yang dimiliki Turki dengan Israel dan telah berlangsung selama beberapa dekade. Kami memiliki kedutaan besar di Ankara dan Turki memiliki kedutaan besar di Israel," ujar Dermer.
"Namun mereka mencela dan mencela UEA karena semakin mendekatkan hubungan mereka ke tempat hubungan Turki dengan Israel," ungkapnya.
Dia menilai bahwa pemimpin Turki dalam beberapa tahun terakhir bukanlah kekuatan yang membangun, bukan kekuatan untuk modernitas di kawasan ini. "Dia (Tayyip Erdogan) mungkin melihat dirinya sebagai pemimpin Ikhwanul Muslimin di seluruh Timur Tengah," tukasnya.
Dermer mengatakan selama pembicaraan, pihak UEA selalu menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan dua negara antara Palestina dan Israel.
(Baca: Kartunnya Ledek Normalisasi UEA-Israel, Kartunis Ini Dipenjara lalu Dibebaskan )
"Saya tidak berpikir (Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed) melakukan (perjanjian) ini dengan mengabaikan rakyat Palestina sama sekali. Saya tidak berpikir seperti itu cara dia melihatnya. Tidak diragukan lagi bahwa dia berkomitmen untuk melihat orang Palestina mendapatkan penentuan nasib sendiri," ucap Dermer.
Pejabat UEA terus-menerus memberi tahu kami selama proses ini, bahwa mereka berkomitmen untuk memiliki solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Mereka berkomitmen untuk masa depan mereka," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya.
Terkait dengan sikap keras Turki terhadap kesepakatan antara UEA dan Israel, Dermer mengatakan bahwa Ankara mungkin tidak ingin Abu Dhabi mencapai posisi Turki saat ini, terkait dengan hubungan dengan Israel.
(Baca: Makin Mesra, UEA Terima Kunjungan Delegasi Israel dan AS Hari Ini )
"Turki mengutuk UEA, karena mereka bergerak menuju hubungan yang dimiliki Turki dengan Israel dan telah berlangsung selama beberapa dekade. Kami memiliki kedutaan besar di Ankara dan Turki memiliki kedutaan besar di Israel," ujar Dermer.
"Namun mereka mencela dan mencela UEA karena semakin mendekatkan hubungan mereka ke tempat hubungan Turki dengan Israel," ungkapnya.
Dia menilai bahwa pemimpin Turki dalam beberapa tahun terakhir bukanlah kekuatan yang membangun, bukan kekuatan untuk modernitas di kawasan ini. "Dia (Tayyip Erdogan) mungkin melihat dirinya sebagai pemimpin Ikhwanul Muslimin di seluruh Timur Tengah," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda