Zelensky: Ukraina Butuh Jaminan Jadi Anggota NATO sebelum Berunding dengan Rusia
Senin, 02 Desember 2024 - 11:17 WIB
Namun, para diplomat di NATO mengatakan tampaknya kecil kemungkinan aliansi tersebut akan segera memberikan keanggotaan kepada Ukraina mengingat adanya pertentangan dari sejumlah anggota yang berhati-hati agar tidak terseret ke dalam perang dengan Rusia.
Zelensky menegaskan bahwa Kyiv tidak berkhayal tentang prospeknya dengan NATO dan mengakui adanya keengganan yang mendalam dari Presiden AS Joe Biden, bersama dengan para pemimpin di negara-negara NATO lainnya seperti Hungaria.
Kallas mengatakan bahwa Uni Eropa seharusnya tidak benar-benar mengesampingkan apa pun dalam hal pertanyaan tentang pengiriman pasukan Eropa untuk membantu menegakkan gencatan senjata.
"Kita seharusnya memiliki ambiguitas strategis terkait hal ini," katanya.
Trump telah meragukan kelanjutan bantuan besar Washington untuk Ukraina dan meminta negara-negara Uni Eropa untuk berbuat lebih banyak.
Eropa bersama-sama telah menghabiskan sekitar USD125 miliar untuk mendukung Ukraina sejak invasi Rusia tahun 2022, sementara Amerika Serikat sendiri telah mengeluarkan lebih dari USD90 miliar, menurut tim pelacak dari Kiel Institute.
Kallas mengatakan Uni Eropa akan menggunakan "bahasa transaksional" untuk mencoba meyakinkan Trump bahwa mendukung Kyiv adalah demi kepentingan AS.
"Bantuan untuk Ukraina bukanlah amal," katanya.
"Kemenangan bagi Rusia jelas akan membuat China, Iran, dan Korea Utara semakin berani," paparnya.
Zelensky menegaskan bahwa Kyiv tidak berkhayal tentang prospeknya dengan NATO dan mengakui adanya keengganan yang mendalam dari Presiden AS Joe Biden, bersama dengan para pemimpin di negara-negara NATO lainnya seperti Hungaria.
Kallas mengatakan bahwa Uni Eropa seharusnya tidak benar-benar mengesampingkan apa pun dalam hal pertanyaan tentang pengiriman pasukan Eropa untuk membantu menegakkan gencatan senjata.
"Kita seharusnya memiliki ambiguitas strategis terkait hal ini," katanya.
Trump telah meragukan kelanjutan bantuan besar Washington untuk Ukraina dan meminta negara-negara Uni Eropa untuk berbuat lebih banyak.
Eropa bersama-sama telah menghabiskan sekitar USD125 miliar untuk mendukung Ukraina sejak invasi Rusia tahun 2022, sementara Amerika Serikat sendiri telah mengeluarkan lebih dari USD90 miliar, menurut tim pelacak dari Kiel Institute.
Kallas mengatakan Uni Eropa akan menggunakan "bahasa transaksional" untuk mencoba meyakinkan Trump bahwa mendukung Kyiv adalah demi kepentingan AS.
"Bantuan untuk Ukraina bukanlah amal," katanya.
"Kemenangan bagi Rusia jelas akan membuat China, Iran, dan Korea Utara semakin berani," paparnya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda