6 Dampak Perubahan Doktrin Nuklir Baru Rusia, Salah Satunya Memicu Perang Dunia III
Kamis, 21 November 2024 - 02:02 WIB
MOSKOW - Doktrin nuklir baru Rusia kemungkinan akan memaksa AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mempertimbangkan kembali dukungan militer mereka terhadap Ukraina.
Apalagi Vladimir Putin secara resmi menandatangani aturan baru tersebut pada Selasa lalu.
Selain itu, setiap tindakan agresi oleh negara non-nuklir dengan partisipasi negara nuklir terhadap Rusia sekarang akan dianggap sebagai serangan bersama dan juga dapat memicu doktrin baru tersebut.
Menurut penulis dan koresponden perang Thomas Roeper, Presiden Joe Biden yang akan lengser mempersulit Presiden terpilih Donald Trump untuk menemukan solusi damai atas konflik Ukraina. "Keputusan ini... [mengizinkan Ukraina menembak] Rusia dengan roket jarak jauh, dan kemungkinan jawaban Rusia, akan membuat Trump semakin sulit keluar dari konflik ini," katanya kepada RT pada hari Selasa.
"Siapa yang tahu siapa yang sebenarnya bertanggung jawab di Washington, tetapi itu tentu saja merupakan keputusan yang sangat gegabah [untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh Amerika untuk menyerang wilayah Rusia], dan mendorong beberapa politisi gegabah di Eropa untuk melakukan hal yang sama," katanya kepada RT.
Apalagi Vladimir Putin secara resmi menandatangani aturan baru tersebut pada Selasa lalu.
6 Dampak Perubahan Doktrin Nuklir Baru Rusia, Salah Satunya Memicu Perang Dunia III
1. Rusia Akan Menggunakan Senjata Nuklir Jika Diserang Senjata Konvensional
Doktrin baru tersebut menyatakan bahwa Moskow akan memiliki hak untuk mempertimbangkan opsi nuklir jika Rusia atau Belarus diserang oleh senjata konvensional dan jika agresi tersebut menciptakan "ancaman kritis" terhadap kedaulatan atau integritas teritorial mereka.Selain itu, setiap tindakan agresi oleh negara non-nuklir dengan partisipasi negara nuklir terhadap Rusia sekarang akan dianggap sebagai serangan bersama dan juga dapat memicu doktrin baru tersebut.
2. Respons terhadap Penggunaan Rudal Non-Nuklir yang Digunakan Ukraina
Menyusul publikasi aturan yang direvisi, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan bahwa doktrin baru tersebut secara efektif memberi Rusia hak untuk mempertimbangkan respons nuklir terhadap penggunaan rudal non-nuklir yang dipasok Barat oleh Kiev terhadap wilayah Rusia.Menurut penulis dan koresponden perang Thomas Roeper, Presiden Joe Biden yang akan lengser mempersulit Presiden terpilih Donald Trump untuk menemukan solusi damai atas konflik Ukraina. "Keputusan ini... [mengizinkan Ukraina menembak] Rusia dengan roket jarak jauh, dan kemungkinan jawaban Rusia, akan membuat Trump semakin sulit keluar dari konflik ini," katanya kepada RT pada hari Selasa.
3. Mengganggu Niat Baik Trump dan Putin
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin telah berusaha untuk bersikap hati-hati selama konflik Ukraina untuk menghindari eskalasi, pemerintahan AS saat ini tampaknya melakukan yang sebaliknya, menurut ahli strategi politik dan komentator Anthony Webber."Siapa yang tahu siapa yang sebenarnya bertanggung jawab di Washington, tetapi itu tentu saja merupakan keputusan yang sangat gegabah [untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh Amerika untuk menyerang wilayah Rusia], dan mendorong beberapa politisi gegabah di Eropa untuk melakukan hal yang sama," katanya kepada RT.
tulis komentar anda