Berapa Sumbangan Hizbullah untuk Palestina? Dari Uang Tunai hingga Memproduksi Rudal
Kamis, 14 November 2024 - 11:45 WIB
Bisnis-bisnis tersebut — bersama dengan ekonomi tunai yang menurut perkiraan Bank Dunia berjumlah hampir 46 persen dari PDB Lebanon — telah menawarkan solusi bagi orang-orang dan kelompok-kelompok yang dilarang dari sistem keuangan formal oleh sanksi AS, termasuk Hamas dan Hizbullah.
Menurut laporan tersebut, Israel mengirim surat kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang berisi informasi intelijen yang menunjukkan upaya kedua kelompok teroris tersebut untuk mendirikan pabrik rudal dan fasilitas pelatihan bagi ribuan pejuang Palestina.
Israel meminta PBB untuk campur tangan guna menghentikan kerja sama antara kedua kelompok tersebut, dengan tuduhan bahwa hal itu merupakan "pelanggaran mencolok" terhadap Resolusi Keamanan PBB 1701, yang menetapkan ketentuan untuk mengakhiri Perang Lebanon Kedua selama 34 hari yang terjadi antara Israel dan Hizbullah pada musim panas tahun 2006.
"Kami menyaksikan implikasi dari rezim teror Hamas di Gaza dan kini Hamas memperkuat hubungannya dengan Hizbullah. Dengan persetujuan dan dukungan Iran, Hamas berupaya membangun kemampuannya di wilayah Lebanon juga," kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon, pada 2018, dilansir The Jerusalem Post.
"Kerja sama antara Hizbullah dan Hamas melintasi batas negara. Israel tidak bermaksud untuk berdiam diri saat menghadapi ancaman baru dan lama dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi warganya," ungkapnya.
Laporan tersebut juga mengatakan Israel mengklaim bahwa Wakil Ketua Politbiro Hamas Saleh al-Arouri bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah untuk koordinasi militer dan politik dan dilaporkan berhubungan dengan Saed Izai, kepala cabang Palestina dari Korps Garda Revolusi Iran.
Ini dimulai dengan Nakba tahun 1948, ketika 750.000 warga Palestina diusir dari Palestina selama pembentukan Israel, dan terus berlanjut sejak saat itu, ketika para pemimpin perlawanan dan pengungsi sama-sama mencari perlindungan dari serangan Israel.
2. Membantu Produksi Rudal
Israel berulang kali mengeluh kepada Dewan Keamanan PBB, dengan mengatakan bahwa Hamas bekerja sama dengan Hizbullah untuk membangun pabrik rudal dan kamp pelatihan di Lebanon selatan.Menurut laporan tersebut, Israel mengirim surat kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang berisi informasi intelijen yang menunjukkan upaya kedua kelompok teroris tersebut untuk mendirikan pabrik rudal dan fasilitas pelatihan bagi ribuan pejuang Palestina.
Israel meminta PBB untuk campur tangan guna menghentikan kerja sama antara kedua kelompok tersebut, dengan tuduhan bahwa hal itu merupakan "pelanggaran mencolok" terhadap Resolusi Keamanan PBB 1701, yang menetapkan ketentuan untuk mengakhiri Perang Lebanon Kedua selama 34 hari yang terjadi antara Israel dan Hizbullah pada musim panas tahun 2006.
"Kami menyaksikan implikasi dari rezim teror Hamas di Gaza dan kini Hamas memperkuat hubungannya dengan Hizbullah. Dengan persetujuan dan dukungan Iran, Hamas berupaya membangun kemampuannya di wilayah Lebanon juga," kata Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon, pada 2018, dilansir The Jerusalem Post.
"Kerja sama antara Hizbullah dan Hamas melintasi batas negara. Israel tidak bermaksud untuk berdiam diri saat menghadapi ancaman baru dan lama dan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi warganya," ungkapnya.
Laporan tersebut juga mengatakan Israel mengklaim bahwa Wakil Ketua Politbiro Hamas Saleh al-Arouri bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah untuk koordinasi militer dan politik dan dilaporkan berhubungan dengan Saed Izai, kepala cabang Palestina dari Korps Garda Revolusi Iran.
3. Menampung Pengungsi Palestina
Gelombang pengungsi Palestina berturut-turut ke Lebanon telah menyebabkan populasi tanpa kewarganegaraan hingga sekitar 270.000 orang, yang tinggal di 12 kamp di seluruh negeri.Ini dimulai dengan Nakba tahun 1948, ketika 750.000 warga Palestina diusir dari Palestina selama pembentukan Israel, dan terus berlanjut sejak saat itu, ketika para pemimpin perlawanan dan pengungsi sama-sama mencari perlindungan dari serangan Israel.
tulis komentar anda