Trump Akan Jadi Presiden Kedua dalam Sejarah AS Yang Memenangkan Jabatan secara Tidak Berturut-turut
Rabu, 06 November 2024 - 14:05 WIB
WASHINGTON - Fox News memproyeksikan Donald Trump mengalahkan Kamala Harris untuk menjadi presiden Amerika Serikat ke-47. Ia adalah presiden kedua dalam sejarah AS yang memenangkan masa jabatan tidak berturut-turut. Yang pertama adalah Grover Cleveland.
Dalam proyeksi Fox, Trump berhasil meraih 277 suara elektoral, dan Harris meraih 226.
Kemenangan mantan presiden itu akan lengkap dengan kemenangan di Wisconsin, negara bagian yang ia kalahkan tipis empat tahun lalu.
Senator JD Vance akan menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat ke-50.
Para pemilih mengungkapkan rasa frustrasi yang mendalam terhadap pemerintahan Biden, dan Trump unggul di daerah perkotaan, khususnya di kalangan pria.
Fox News menjelaskan mengapa pemilihan presiden 2024 adalah 'penataan ulang' Partai Republik
Pembawa berita politik utama Fox News, Bret Baier, mengatakan bahwa ada penataan ulang partai Republik dan bahwa Hari Pemilihan mulai terasa seperti tahun 2016.
"Ini adalah penataan ulang besar di mana orang dapat melihat semua media massa, semua media yang meliputnya, dengan satu cara, dan berkata 'Saya tidak percaya, saya tidak percaya itu, dan saya akan memilih sesuai keinginan saya," jelas Baier.
Baier dan seluruh panel membahas tentang "dibebani" dengan Kamala Harris yang menurut mereka adalah pilihan terlemah yang dapat diusung Partai Demokrat.
Dalam proyeksi Fox, Trump berhasil meraih 277 suara elektoral, dan Harris meraih 226.
Kemenangan mantan presiden itu akan lengkap dengan kemenangan di Wisconsin, negara bagian yang ia kalahkan tipis empat tahun lalu.
Senator JD Vance akan menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat ke-50.
Para pemilih mengungkapkan rasa frustrasi yang mendalam terhadap pemerintahan Biden, dan Trump unggul di daerah perkotaan, khususnya di kalangan pria.
Fox News menjelaskan mengapa pemilihan presiden 2024 adalah 'penataan ulang' Partai Republik
Pembawa berita politik utama Fox News, Bret Baier, mengatakan bahwa ada penataan ulang partai Republik dan bahwa Hari Pemilihan mulai terasa seperti tahun 2016.
"Ini adalah penataan ulang besar di mana orang dapat melihat semua media massa, semua media yang meliputnya, dengan satu cara, dan berkata 'Saya tidak percaya, saya tidak percaya itu, dan saya akan memilih sesuai keinginan saya," jelas Baier.
Baier dan seluruh panel membahas tentang "dibebani" dengan Kamala Harris yang menurut mereka adalah pilihan terlemah yang dapat diusung Partai Demokrat.
(ahm)
tulis komentar anda