Eks Presiden Bolivia Morales Mogok Makan, Pendukungnya Bentrok dengan Polisi
Sabtu, 02 November 2024 - 11:54 WIB
Menteri Pemerintah Eduardo del Castillo mengumumkan 66 orang telah ditangkap.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Jumat, Arce mengatakan "kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Evo Morales" telah mengambil alih tiga pangkalan militer di provinsi Cochabamba dan menyandera tentara dan keluarga mereka. Tidak ada laporan tentang korban jiwa.
Angkatan Bersenjata Bolivia telah memerintahkan "kelompok bersenjata ilegal" untuk mundur, dengan peringatan, "Mengangkat senjata melawan tanah air dianggap sebagai pengkhianatan dan pemberontakan bersenjata terhadap keamanan dan kedaulatan negara."
Video yang diunggah ke media sosial dilaporkan menunjukkan personel militer yang ditangkap dikelilingi orang-orang yang bersenjatakan tongkat tajam mirip kayu runcing.
Seorang politikus sayap kiri yang karismatik, Morales pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2006 dan melarikan diri dari negara itu pada tahun 2019 di tengah protes dan kerusuhan yang meluas yang dipicu tuduhan kecurangan pemilu.
Dia kemudian mengklaim menjadi korban "kudeta" yang didukung Amerika Serikat (AS).
Arce terpilih pada tahun 2020, awalnya sebagai sekutu Morales. Mereka dengan cepat menjadi rival yang sengit, memperebutkan kendali Partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS).
Bulan lalu, pengadilan Bolivia mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Morales atas tuduhan "pemerkosaan yang diperburuk dengan perdagangan manusia" karena diduga berhubungan seks dengan anak di bawah umur.
Mantan presiden tersebut telah membantah melakukan kesalahan, dengan alasan penuntutan tersebut bermotif politik.
Morales menuduh pemerintah berusaha membunuhnya setelah mobilnya terkena peluru pada hari Minggu.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Jumat, Arce mengatakan "kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Evo Morales" telah mengambil alih tiga pangkalan militer di provinsi Cochabamba dan menyandera tentara dan keluarga mereka. Tidak ada laporan tentang korban jiwa.
Angkatan Bersenjata Bolivia telah memerintahkan "kelompok bersenjata ilegal" untuk mundur, dengan peringatan, "Mengangkat senjata melawan tanah air dianggap sebagai pengkhianatan dan pemberontakan bersenjata terhadap keamanan dan kedaulatan negara."
Video yang diunggah ke media sosial dilaporkan menunjukkan personel militer yang ditangkap dikelilingi orang-orang yang bersenjatakan tongkat tajam mirip kayu runcing.
Seorang politikus sayap kiri yang karismatik, Morales pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2006 dan melarikan diri dari negara itu pada tahun 2019 di tengah protes dan kerusuhan yang meluas yang dipicu tuduhan kecurangan pemilu.
Dia kemudian mengklaim menjadi korban "kudeta" yang didukung Amerika Serikat (AS).
Arce terpilih pada tahun 2020, awalnya sebagai sekutu Morales. Mereka dengan cepat menjadi rival yang sengit, memperebutkan kendali Partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS).
Bulan lalu, pengadilan Bolivia mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Morales atas tuduhan "pemerkosaan yang diperburuk dengan perdagangan manusia" karena diduga berhubungan seks dengan anak di bawah umur.
Mantan presiden tersebut telah membantah melakukan kesalahan, dengan alasan penuntutan tersebut bermotif politik.
Morales menuduh pemerintah berusaha membunuhnya setelah mobilnya terkena peluru pada hari Minggu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda