Ketika Jet Tempur Siluman F-35 AS Terbang Sendiri 11 Menit lalu Jatuh
Jum'at, 01 November 2024 - 15:16 WIB
WASHINGTON - Pada 17 September 2023, sebuah jet tempur siluman F-35B Korps Marinir Amerika Serikat (AS) sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan jatuh di dekat Hemmingway, South California.
Korps Marinir pada Kamis telah merilis laporan investigasi atas jatuhnya jet tempur canggih senilai USD100 juta tersebut.
Laporan itu menyatakan insiden tersebut karena kesalahan pilot.
"Pilot tersebut salah mendiagnosis keadaan darurat penerbangan yang tidak terkendali dan melontarkan diri dari pesawat yang dapat diterbangkan, meskipun dalam kondisi kognitif dan penerbangan yang sangat menantang," bunyi laporan investigasi Korps Marinir, yang dilansir CBS News, Jumat (1/11/2024).
Pada tanggal kecelakaan itu terjadi, pilot tersebut melontarkan diri dari F-35 saat hujan badai lebat dan setelah mengalami serangkaian kerusakan listrik dan tampilan.
Menurut pejabat militer AS, setelah pilot melontarkan diri, jet tempur F-35 terus terbang sendiri selama 11 menit lebih 21 detik dengan jarak sekitar 70 mil.
Pilot mendarat di jalan masuk permukiman dekat Hemmingway, menurut laporan investigasi, dan kemudian mengetuk pintu pemilik rumah untuk menelepon 911 dan melaporkan F-35 yang hilang.
Lokasi kecelakaan ditemukan sehari kemudian di daerah pedesaan dekat Hemmingway.
Sebelum jatuh, F-35 menerobos hutan lebat, menurut laporan investigasi tersebut.
Bidang puing-puing itu panjangnya sekitar 1.800 kaki dan lebarnya sekitar 300 kaki di tengah hutan lebat, ladang kapas, dan kedelai.
Laporan investigasi tersebut menghubungkan penerbangan F-35 yang diperpanjang dengan sistem kontrol penerbangan otomatis di F-35 dan mengatakan Korps Marinir sempat kehilangan jejaknya di radar karena terbang rendah, transpondernya rusak, dan juga sebagian karena teknologi F-35 yang tidak dapat diamati radar atau berteknologi siluman.
Sebelum melontarkan diri, pilot mengalami "peristiwa elektrik" selama penerbangan yang menyebabkan kegagalan pada radio, transponder, sistem navigasi udara taktis, dan sistem pendaratan instrumen.
Namun, sistem cadangan berfungsi untuk membuat pesawat dapat terbang sendiri, menurut pejabat militer, terutama mengingat bahwa pesawat terus terbang dalam waktu lama setelah pilot melontarkan diri.
Tidak ada korban luka di darat, tetapi kecelakaan itu menyebabkan kerusakan properti pada lahan hutan dan tanaman milik pribadi, imbuh laporan investigasi tersebut.
Laporan investigasi tidak merekomendasikan hukuman apa pun atas kecelakaan tersebut.
Korps Marinir pada Kamis telah merilis laporan investigasi atas jatuhnya jet tempur canggih senilai USD100 juta tersebut.
Laporan itu menyatakan insiden tersebut karena kesalahan pilot.
"Pilot tersebut salah mendiagnosis keadaan darurat penerbangan yang tidak terkendali dan melontarkan diri dari pesawat yang dapat diterbangkan, meskipun dalam kondisi kognitif dan penerbangan yang sangat menantang," bunyi laporan investigasi Korps Marinir, yang dilansir CBS News, Jumat (1/11/2024).
Baca Juga
Pada tanggal kecelakaan itu terjadi, pilot tersebut melontarkan diri dari F-35 saat hujan badai lebat dan setelah mengalami serangkaian kerusakan listrik dan tampilan.
Menurut pejabat militer AS, setelah pilot melontarkan diri, jet tempur F-35 terus terbang sendiri selama 11 menit lebih 21 detik dengan jarak sekitar 70 mil.
Pilot mendarat di jalan masuk permukiman dekat Hemmingway, menurut laporan investigasi, dan kemudian mengetuk pintu pemilik rumah untuk menelepon 911 dan melaporkan F-35 yang hilang.
Lokasi kecelakaan ditemukan sehari kemudian di daerah pedesaan dekat Hemmingway.
Sebelum jatuh, F-35 menerobos hutan lebat, menurut laporan investigasi tersebut.
Bidang puing-puing itu panjangnya sekitar 1.800 kaki dan lebarnya sekitar 300 kaki di tengah hutan lebat, ladang kapas, dan kedelai.
Laporan investigasi tersebut menghubungkan penerbangan F-35 yang diperpanjang dengan sistem kontrol penerbangan otomatis di F-35 dan mengatakan Korps Marinir sempat kehilangan jejaknya di radar karena terbang rendah, transpondernya rusak, dan juga sebagian karena teknologi F-35 yang tidak dapat diamati radar atau berteknologi siluman.
Sebelum melontarkan diri, pilot mengalami "peristiwa elektrik" selama penerbangan yang menyebabkan kegagalan pada radio, transponder, sistem navigasi udara taktis, dan sistem pendaratan instrumen.
Namun, sistem cadangan berfungsi untuk membuat pesawat dapat terbang sendiri, menurut pejabat militer, terutama mengingat bahwa pesawat terus terbang dalam waktu lama setelah pilot melontarkan diri.
Tidak ada korban luka di darat, tetapi kecelakaan itu menyebabkan kerusakan properti pada lahan hutan dan tanaman milik pribadi, imbuh laporan investigasi tersebut.
Laporan investigasi tidak merekomendasikan hukuman apa pun atas kecelakaan tersebut.
(mas)
tulis komentar anda