Iran Bersiap Perang Melawan Israel, Bakal Tembakkan 1.000 Rudal Balistik

Jum'at, 25 Oktober 2024 - 10:38 WIB
Seorang komandan bahkan menolak setiap serangan potensial oleh Israel karena terlalu tidak penting untuk mendapatkan respons besar. Namun seorang komandan senior Garda Revolusi mengancam dalam sebuah pidato untuk melenyapkan semua Zionis.

"Pemikiran saat ini adalah jika serangan Israel bersifat simbolis dan terbatas, kita harus melepaskannya dan mengakhiri serangan pingpong," kata Nasser Imani, seorang analis politik yang dekat dengan pemerintah Iran dalam sebuah wawancara telepon dari Teheran.

"Iran benar-benar tidak ingin berperang besar dengan Israel. Kami tidak melihat manfaat apa pun di kawasan itu yang meledak."

Imani mengatakan bahwa pada tahap ini Iran tidak melihat perang dengan Israel sebagai ancaman eksistensial, tetapi meyakini konflik yang berkepanjangan akan merusak dan menggagalkan rencana pemerintah baru untuk berunding dengan Barat dengan harapan sanksi keras Amerika dicabut dan memperbaiki ekonomi Iran yang buruk.

Ketegangan antara Israel dan Iran telah tumbuh lebih parah sejak Hamas melakukan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel setahun yang lalu.

Pada bulan April, Iran dan Israel saling tembak setelah Israel menyerang kompleks kedutaan besar Iran di Suriah.

Dalam serangannya terhadap Israel awal bulan ini, Iran meluncurkan hampir 200 rudal balistik untuk membalas pembunuhan Israel terhadap pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, saat dia berada di Teheran, dan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.

Mengharapkan tanggapan, Iran telah melakukan serangan diplomatik baru-baru ini. Imani mengatakan bahwa serangan itu sebagian untuk mengirim pesan jalur belakang ke Washington untuk mencoba menahan Israel dan mencegah perang, tetapi juga untuk memperkuat aliansi dengan negara-negara Arab dan berkonsultasi dengan Turki dan sekutu utama Iran, Rusia dan China.

Pezeshkian bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden China Xi Jinping di Kazan minggu ini. Putin mengatakan setelah pertemuan mereka bahwa pandangan Rusia dan Iran terhadap kawasan itu "sama atau sangat dekat", dan bahwa dia "sangat menghargai" posisi Ayatollah Khamenei, menurut siaran televisi pemerintah Iran.

Iran belum pernah menghadapi ancaman eksternal yang begitu signifikan sejak perang dengan Irak berakhir lebih dari tiga dekade lalu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More