4 Gereja dan Biara yang Hancur Dibom Israel, Mayoritas Berusia 1.000 Tahun Lebih
Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:15 WIB
GAZA - Ada sejumlah gereja dan biara yang hancur dibom Israel dalam serangan-serangan brutalnya ke Gaza. Sebagian besar di antaranya merupakan tempat bersejarah yang punya arti tersendiri bagi umat Kristen di sana.
Serangan udara Israel di Gaza tak hanya berdampak pada hancurnya permukiman warga, tetapi juga tempat-tempat ibadah keagamaan. Bukan cuma masjid, namun juga tempat ibadah umat Kristen seperti gereja.
Sepanjang serangan-serangannya di Gaza, tercatat sudah ada beberapa bangunan Kristen yang hancur karena rudal Zionis. Berikut ini contohnya.
Gereja dan Biara yang Hancur Dibom Israel
Gereja Saint Porphyrius merupakan gereja Ortodoks Yunani yang berada di Gaza. Di kota tersebut, statusnya dikenal sebagai salah satu gereja tertua yang masih digunakan hingga era sekarang.
Mengutip Middle East Eye, gereja ini diperkirakan telah dibangun pada 425 Masehi dan diberi nama, Santo Porphyrius, berdasarkan seorang uskup Gaza abad kelima yang dianggap membawa agama Kristen ke kota tersebut.
Kemudian, gereja ini sempat diubah menjadi masjid pada abad ketujuh, sebelum pasukan Tentara Salib merebutnya kembali dan merenovasi bangunan menjadi gereja lagi pada pertengahan abad ke-12.
Seiring penggunaannya, Gereja Saint Porphyrius tak hanya menjadi tempat ibadah, melainkan juga menawarkan tempat perlindungan bagi orang-orang dari berbagai agama dari ancaman Israel.
Serangan udara Israel di Gaza tak hanya berdampak pada hancurnya permukiman warga, tetapi juga tempat-tempat ibadah keagamaan. Bukan cuma masjid, namun juga tempat ibadah umat Kristen seperti gereja.
Sepanjang serangan-serangannya di Gaza, tercatat sudah ada beberapa bangunan Kristen yang hancur karena rudal Zionis. Berikut ini contohnya.
Gereja dan Biara yang Hancur Dibom Israel
1. Gereja Saint Porphyrius
Gereja Saint Porphyrius merupakan gereja Ortodoks Yunani yang berada di Gaza. Di kota tersebut, statusnya dikenal sebagai salah satu gereja tertua yang masih digunakan hingga era sekarang.
Mengutip Middle East Eye, gereja ini diperkirakan telah dibangun pada 425 Masehi dan diberi nama, Santo Porphyrius, berdasarkan seorang uskup Gaza abad kelima yang dianggap membawa agama Kristen ke kota tersebut.
Kemudian, gereja ini sempat diubah menjadi masjid pada abad ketujuh, sebelum pasukan Tentara Salib merebutnya kembali dan merenovasi bangunan menjadi gereja lagi pada pertengahan abad ke-12.
Seiring penggunaannya, Gereja Saint Porphyrius tak hanya menjadi tempat ibadah, melainkan juga menawarkan tempat perlindungan bagi orang-orang dari berbagai agama dari ancaman Israel.
Lihat Juga :
tulis komentar anda