7 Strategi Hamas Selepas Kematian Yahya Sinwar

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 16:05 WIB
Al-Hayya dianggap dekat dengan Iran, tetapi tidak sekeras Sinwar. Ia dekat dengan Haniyeh.

Dalam wawancara dengan The Associated Press pada bulan April, al-Hayya mengatakan Hamas bersedia menyetujui gencatan senjata setidaknya selama lima tahun dengan Israel dan jika negara Palestina merdeka didirikan di sepanjang perbatasan tahun 1967, kelompok tersebut akan membubarkan sayap militernya dan menjadi partai politik murni.

Mashaal, yang menjabat sebagai pemimpin politik kelompok tersebut dari tahun 1996 hingga 2017, dianggap sebagai tokoh yang relatif moderat. Ia memiliki hubungan baik dengan Turki dan Qatar, meskipun hubungannya dengan Iran, Suriah, dan Hizbullah telah bermasalah karena dukungannya terhadap oposisi Suriah dalam perang saudara di negara itu pada tahun 2011.

Moussa Abu Marzouk, anggota pendiri Hamas dan kepala pertama biro politiknya, adalah kandidat potensial lain yang dipandang sebagai seorang moderat.

6. Pemimpin Hamas di Gaza Tidak Diprioritaskan

Beberapa pihak berpendapat bahwa saudara laki-laki Sinwar, Mohammed, seorang tokoh militer penting di Gaza, dapat menggantikannya — jika ia masih hidup. Al-Amour mengecilkan kemungkinan itu.

“Mohammed Sinwar adalah pemimpin medan pertempuran, tetapi ia tidak akan menjadi pewaris Sinwar sebagai kepala biro politik,” katanya. Sebaliknya, al-Amour mengatakan kematian Sinwar, “salah satu tokoh garis keras paling menonjol dalam gerakan itu,” kemungkinan akan mengarah pada “kemajuan tren atau arah yang dapat digambarkan sebagai garis keras” melalui kepemimpinan kelompok itu di luar negeri.

Dalam pernyataan publik pertama oleh seorang pejabat Hamas setelah kematian Sinwar, al-Hayya tampaknya mengambil garis keras pada negosiasi untuk kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan sekitar 100 sandera Israel yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang dan yang diyakini ditahan di Gaza.

Tidak akan ada pembebasan sandera tanpa "berakhirnya agresi di Gaza dan penarikan (pasukan Israel) dari Gaza," kata al-Hayya.

7. Ada Kemungkinan Hamas Akan Melunak

Namun, beberapa pihak yakin bahwa kelompok tersebut kini mungkin akan melunakkan pendiriannya.

Secara khusus, Mashaal "menunjukkan lebih banyak fleksibilitas dalam hal bekerja sama dengan Qatar dan Mesir untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, yang juga akan berdampak positif pada situasi di Lebanon," kata Saad Abdullah Al-Hamid, seorang analis politik Saudi.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More