7 Strategi Hamas Selepas Kematian Yahya Sinwar

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 16:05 WIB
Hamas memiliki berbagai strategi selepas kematian Yahya Sinwar. Foto/Al Manar
GAZA - Pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel di Gaza minggu ini membuat kelompok pejuang Palestina tersebut mempertimbangkan kepemimpinan baru untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Apakah Hamas sekarang akan meninggalkan sayap garis kerasnya atau akan menggandakannya, dan apa artinya bagi masa depan kelompok tersebut dan bagi kebangkitan kembali negosiasi gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Hamas dan Israel?

Sinwar menggantikan pemimpin Hamas sebelumnya, Ismail Haniyeh, setelah Haniyeh tewas pada bulan Juli dalam sebuah ledakan di Iran yang secara luas disalahkan pada Israel.

Sebagai arsitek serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memicu perang di Gaza, Sinwar adalah pilihan yang menantang pada saat beberapa orang memperkirakan kelompok militan tersebut akan mengambil pendekatan yang lebih damai dan berusaha untuk mengakhiri konflik.



Pembunuhan Sinwar tampaknya merupakan pertemuan garis depan yang tidak disengaja dengan pasukan Israel pada hari Rabu.

7 Strategi Hamas Selepas Kematian Yahya Sinwar

1. Hamas Pilih Posisi Bertahan

Pembunuhan Sinwar menandai kemenangan simbolis besar bagi Israel dalam perang selama setahun melawan Hamas di Gaza. Namun, hal itu juga memungkinkan Hamas untuk menganggapnya sebagai pahlawan yang tewas di medan perang, bukan bersembunyi di terowongan.

Sementara kelompok tersebut berada dalam posisi bertahan dan sebagian besar telah dipaksa bersembunyi di bawah tanah di Gaza, kelompok itu terus memerangi pasukan Israel di daerah kantong itu dan untuk memberikan pengaruh politik.

2. Hamas Akan Semakin Kuat dan Kokoh

Bassem Naim, anggota biro politik kelompok tersebut yang berdomisili di Qatar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Israel telah membunuh pemimpin Hamas lainnya, termasuk pemimpin pendirinya, Sheikh Ahmed Yassin, dan penggantinya, Abdel Aziz Rantisi, yang tewas akibat serangan udara pada tahun 2004.

“Hamas semakin kuat dan populer, dan para pemimpin ini menjadi ikon bagi generasi mendatang,” katanya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More