5 Perang Menyeret Hizbullah, Salah Satunya Menghadapi Negara-negara Barat

Rabu, 16 Oktober 2024 - 14:01 WIB
Para pejuang Hizbullah menghadiri pemakaman anggotanya yang tewas dalam serangan Israel. Foto/anadolu
BEIRUT - Terdapat sejumlah perang menyeret Hizbullah yang terjadi di Timur Tengah. Kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon itu telah beberapa kali ikut andil dalam konflik yang terjadi, salah satunya adalah konflik dengan Israel yang sampai saat ini masih belum dapat terselesaikan.

Menurut CFR, Hizbullah merupakan kelompok Syiah yang didukung Iran dan dianggap sebagai kelompok non-negara paling kuat di Timur Tengah.

Mereka memegang kekuasaan signifikan di Lebanon, dengan beroperasi sebagai partai politik Muslim Syiah dan kelompok pejuang.

Pada dasarnya, Hizbullah menentang Israel dan kekuatan Barat yang beroperasi di Timur Tengah, dan berfungsi sebagai perwakilan Iran. Kelompok ini berdiri pada saat kekacauan dan Perang Saudara terjadi di Lebanon sekitar tahun 1975.



Perang Menyeret Hizbullah

1. Perang Saudara di Lebanon



Hizbullah muncul selama perang saudara di Lebanon, yang meletus pada tahun 1975. Populasi Sunni telah tumbuh dengan kedatangan pengungsi Palestina di Lebanon, sementara Syiah merasa semakin terpinggirkan oleh minoritas Kristen yang berkuasa.

Di tengah pertikaian tersebut, pasukan Israel menyerbu Lebanon selatan pada tahun 1978 dan sekali lagi pada tahun 1982 untuk mengusir pejuang gerilya Palestina yang menggunakan wilayah tersebut sebagai pangkalan mereka.

Kelompok Syiah yang dipengaruhi pemerintah teokrasi di Iran lantas mengangkat senjata di tahun untuk melawan Israel di tahun 1979.

Ini adalah kali pertama perang menyeret Hizbullah, sekaligus perang yang menciptakan kelompok pejuang Syiah tersebut.

2. Perang Saudara di Suriah



Keterlibatan Hizbullah dalam perang saudara Suriah telah dimulai sejak fase pertama di tahun 2011.

Kelompok ini menjadi salah satu pasukan paling aktif dalam dalam konflik tersebut, bahkan di tahun 2014 mereka mengerahkan semua pasukan ke seluruh wilayah Suriah.

Perang saudara di Suriah ini terjadi akibat ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Bashar al-Assad. Hal itu membuat pemerintah mulai melakukan tindakan keras, yang disusul oleh pemberontakan bersenjata dari sebagian golongan masyarakat.

Diketahui jika negara-negara NATO dan GCC memberikan senjatanya ke pasukan pemberontak, sedangkan Iran dan Rusia menyuplai senjata ke pemerintah.

Tidak hanya Hizbullah, ISIS juga ikut serta dalam perang saudara tersebut.

3. Perang Antar Pejuang Syiah



Perang ini adalah perang yang melibatkan dua gerakan milisi Syiah utama di Lebanon, yakni Amal dan Hizbullah.

Perang itu meletus pada bulan April 1988 dan berlangsung secara berkala dalam tiga fase selama tahun-tahun berikutnya.

Gerakan Amal dibentuk pada tahun 1974 sebagai sayap bersenjata Gerakan Orang-Orang yang Dirampas milik ulama Syiah populer Musa al-Sadr.

Amal kala itu mendukung tentara Suriah yang melakukan intervensi melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Hal tersebut membuat Hizbullah turun tangan dan mulai bentrok dengan Amal di Lebanon Selatan dan di pinggiran selatan Beirut.

Konflik ini pada akhirnya berakhir setelah penandatanganan perjanjian yang ditengahi oleh masing-masing pendukung asing, Suriah dan Iran, pada November 1990.

4. Konflik dengan Israel



Keterlibatan pertama kedua belah pihak terjadi selama Perang Saudara Lebanon, ketika Iran semakin terlibat dalam urusan internal Lebanon.

Di mana Hizbullah memiliki salah satu tujuan yakni sebagai kekuatan Pemimpin Tertinggi Iran Khomeini yang menentang pendudukan Israel di Lebanon selatan.

Tidak hanya itu, diketahui jika Hizbullah menentang pemerintahan kolonial Israel di tanah Palestina.

Hal tersebut membuat konflik kedua belah pihak seakan tidak akan ada akhirnya, hingga salah satu di antara mereka hancur.

Hingga saat ini Hizbullah dan Israel masih saling berbalas serangan. Setelah Tel Aviv melakukan invasi darat ke Lebanon, Hizbullah membalas dengan serangan drone.

Keterlibatan Hizbullah dalam konflik terbaru di Timur Tengah ini adalah sebagai bentuk solidaritas bagi warga Palestina. Sedangkan Israel selalu ingin memusnahkan segala proksi Iran yang tersebar di Timur Tengah.

5. Perlawanan Anti Teror



Perang melawan teror, secara resmi disebut Perang Global Melawan Terorisme (GWOT) adalah kampanye militer antiteroris global yang diprakarsai Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001, dan merupakan konflik global terkini yang mencakup beberapa perang.

Sasaran utama kampanye ini adalah gerakan pejuang seperti Al-Qaeda, Taliban, dan sekutunya. Sasaran utama lainnya termasuk rezim Ba'ath di Irak, yang digulingkan dalam invasi pada tahun 2003, dan berbagai faksi pejuang yang bertempur selama pemberontakan berikutnya.

Presiden AS George W Bush pertama kali menggunakan istilah "perang melawan terorisme" pada 16 September 2001.

Konflik awal ditujukan pada al-Qaeda, dengan teater utama di Afghanistan dan Pakistan, wilayah yang kemudian disebut sebagai "AfPak".

Perang melawan terorisme yang dilakukan oleh koalisi Barat tidak sampai di situ. Pada saat perang antara Hamas dan Israel meletus di tahun 2023, gerakan GWOT ini sempat diterjunkan untuk mengamankan pasukan Houthi yang melakukan pembajakan terhadap kapal Israel.

(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More