Profil Jeremy Loffredo, Jurnalis AS yang Dianggap Bocorkan Markas Jet Siluman F-35 Israel
Senin, 14 Oktober 2024 - 15:34 WIB
Mengutip dari halaman linkedin-nya, Loffredo menuliskan sosoknya sebagai jurnalis investigasi asal New York. Dia merupakan lulusan jurnalistik dan studi internasional Manhattan College.
Dia tercatat pernah menjadi jurnalis The Riverdale Press, WBAI, RT (khusus investigasi), dan sekarang aktif sebagai jurnalis investigasi di The Grayzone.
Polisi Israel telah meminta agar penahanan Loffredo diperpanjang untuk pemeriksaan lebih lanjut, meski ada laporan bahwa dia telah dibebaskan.
Pejabat dari Kedutaan Besar AS telah hadir di ruang sidang saat jurnalis itu diadili di Israel.
Mengingat statusnya sebagai koresponden asing, pemerintah AS khawatir tentang potensi ketegangan diplomatik atas penangkapannya oleh Israel.
Pengacara Loffredo, Leah Tsemel, mengatakan dalam argumennya di pengadilan bahwa penangkapan terhadap kliennya itu tidak adil.
“Dia mempublikasikan informasi tersebut secara terbuka dan lengkap, tanpa berusaha menyembunyikan apa pun. Jika informasi ini berguna bagi musuh, banyak jurnalis lainnya, termasuk wartawan Israel, harus ditangkap,” katanya.
"Seorang mata-mata tidak akan bertindak secara terbuka dan transparan seperti itu," tegasnya dalam argumennya.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal sebagai balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran Abbas Nilforoushan.
Militer Israel kemudian mengakui bahwa serangan rudal tersebut menyebabkan kerusakan pada beberapa pangkalan udaranya, dengan menegaskan bahwa persiapan untuk pembalasan terhadap Teheran sedang berlangsung.
Dia tercatat pernah menjadi jurnalis The Riverdale Press, WBAI, RT (khusus investigasi), dan sekarang aktif sebagai jurnalis investigasi di The Grayzone.
Polisi Israel telah meminta agar penahanan Loffredo diperpanjang untuk pemeriksaan lebih lanjut, meski ada laporan bahwa dia telah dibebaskan.
Pejabat dari Kedutaan Besar AS telah hadir di ruang sidang saat jurnalis itu diadili di Israel.
Mengingat statusnya sebagai koresponden asing, pemerintah AS khawatir tentang potensi ketegangan diplomatik atas penangkapannya oleh Israel.
Pengacara Loffredo, Leah Tsemel, mengatakan dalam argumennya di pengadilan bahwa penangkapan terhadap kliennya itu tidak adil.
“Dia mempublikasikan informasi tersebut secara terbuka dan lengkap, tanpa berusaha menyembunyikan apa pun. Jika informasi ini berguna bagi musuh, banyak jurnalis lainnya, termasuk wartawan Israel, harus ditangkap,” katanya.
"Seorang mata-mata tidak akan bertindak secara terbuka dan transparan seperti itu," tegasnya dalam argumennya.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal sebagai balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran Abbas Nilforoushan.
Militer Israel kemudian mengakui bahwa serangan rudal tersebut menyebabkan kerusakan pada beberapa pangkalan udaranya, dengan menegaskan bahwa persiapan untuk pembalasan terhadap Teheran sedang berlangsung.
Lihat Juga :
tulis komentar anda