Sepuluh Nama Menguat untuk Gantikan Mantan PM Jepang Abe
Jum'at, 28 Agustus 2020 - 17:07 WIB
TOKYO - Pengunduran diri Shinzo Abe dari jabatan perdana menteri (PM) Jepang mengejutkan banyak pihak. Semua mata pun mengarah ke negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.
Abe mengundurkan diri dengan alasan kondisi kesehatan yang memburuk. Pengunduran diri ini akan memicu pemilu di Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk menggantikannya sebagai presiden partai, kemudian digelar voting di parlemen untuk memilih PM baru.
Abe dan kabinetnya akan terus menjalankan pemerintahan hingga PM baru terpilih tapi tidak dapat menerapkan kebijakan baru. Pemenang pemilu internal partai memegang posisinya hingga akhir masa jabatan Abe di LDP pada September 2021.
Presiden LDP yang baru biasanya akan menjadi PM Jepang , karena partai itu memiliki kursi mayoritas di majelis rendah parlemen. Biasanya, partai akan mengumumkan pemilu internal partai sebulan ke depan.
Jika terjadi pengunduran diri tiba-tiba seperti sekarang, voting luar biasa harus dilakukan sesegera mungkin dengan jumlah peserta dipersempit untuk anggota parlemen dan perwakilan lokal partai.
Sejumlah nama pun muncul untuk menggantikan posisi Abe yakni: Pertama, Taro Aso, 79, menteri keuangan yang memegang posisi ganda sebagai deputi PM dan anggota inti pemerintahan Abe. Anggota parlemen LDP dapat memilih Aso sebagai pemimpin sementara saat Abe mundur.
Kedua, Shigeru Ishiba, mantan menteri pertahanan dan pengkritik Abe. Ishiba, 63, secara rutin unggul dalam berbagai survei sebagai calon PM selanjutnya, tapi dia kurang populer di kalangan anggota parlemen LDP.
Fumio Kishida menjadi nama ketiga yang muncul. Dia pernah menjadi menteri luar negeri di era Abe pada 2012 hingga 2017. Anggota parlemen dari Hiroshima itu banyak disebut sebagai calon pengganti Abe tapi suara dalam survei tak banyak mendukungnya.
Keempat, Taro Kono, 56, menteri pertahanan yang menjadi ujung tombak kebijakan Abe, termasuk dalam konflik dengan Korea Selatan (Korsel) terkait isu sejarah perang.
Abe mengundurkan diri dengan alasan kondisi kesehatan yang memburuk. Pengunduran diri ini akan memicu pemilu di Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk menggantikannya sebagai presiden partai, kemudian digelar voting di parlemen untuk memilih PM baru.
Abe dan kabinetnya akan terus menjalankan pemerintahan hingga PM baru terpilih tapi tidak dapat menerapkan kebijakan baru. Pemenang pemilu internal partai memegang posisinya hingga akhir masa jabatan Abe di LDP pada September 2021.
Presiden LDP yang baru biasanya akan menjadi PM Jepang , karena partai itu memiliki kursi mayoritas di majelis rendah parlemen. Biasanya, partai akan mengumumkan pemilu internal partai sebulan ke depan.
Jika terjadi pengunduran diri tiba-tiba seperti sekarang, voting luar biasa harus dilakukan sesegera mungkin dengan jumlah peserta dipersempit untuk anggota parlemen dan perwakilan lokal partai.
Sejumlah nama pun muncul untuk menggantikan posisi Abe yakni: Pertama, Taro Aso, 79, menteri keuangan yang memegang posisi ganda sebagai deputi PM dan anggota inti pemerintahan Abe. Anggota parlemen LDP dapat memilih Aso sebagai pemimpin sementara saat Abe mundur.
Kedua, Shigeru Ishiba, mantan menteri pertahanan dan pengkritik Abe. Ishiba, 63, secara rutin unggul dalam berbagai survei sebagai calon PM selanjutnya, tapi dia kurang populer di kalangan anggota parlemen LDP.
Fumio Kishida menjadi nama ketiga yang muncul. Dia pernah menjadi menteri luar negeri di era Abe pada 2012 hingga 2017. Anggota parlemen dari Hiroshima itu banyak disebut sebagai calon pengganti Abe tapi suara dalam survei tak banyak mendukungnya.
Keempat, Taro Kono, 56, menteri pertahanan yang menjadi ujung tombak kebijakan Abe, termasuk dalam konflik dengan Korea Selatan (Korsel) terkait isu sejarah perang.
tulis komentar anda