Horor, Air France Terbang di Langit Irak saat Rudal-rudal Iran Serang Israel
Kamis, 10 Oktober 2024 - 08:46 WIB
Maskapai tersebut mengatakan jet-jetnya sudah menghindari wilayah udara Israel, Lebanon, dan Iran. "Dan bahwa Penerbangan AF662 terbang melalui koridor khusus yang digunakan oleh semua maskapai penerbangan," paparnya.
Beberapa jam sebelum serangan, Gedung Putih mengatakan bahwa ada indikasi bahwa Iran sedang bersiap untuk segera meluncurkan serangan rudal balistik terhadap Israel.
Air France menekankan bahwa sejumlah penerbangan lainnya telah dialihkan untuk menghindari wilayah tersebut pada malam serangan.
"Air France terus memantau perkembangan geopolitik di wilayah yang dilayaninya dan dilintasinya, untuk memastikan tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan tertinggi," katanya.
"Keselamatan pelanggan dan awaknya adalah prioritas utamanya," imbuh pihak Air France.
Saluran televisi Prancis; LCI, yang pertama kali melaporkan insiden tersebut, mengatakan pilot Air France melihat rudal di langit malam dari kokpit, dan bahwa pengawas lalu lintas udara Irak telah mengucapkan "semoga beruntung" kepada pilot tersebut.
Ketika ditanya oleh CNN, juru bicara Air France tidak mengonfirmasi bahwa pilot melihat rudal terbang lewat.
Insiden tersebut terjadi saat konflik di Timur Tengah semakin memburuk. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan rakyat Lebanon bahwa mereka akan jatuh "ke jurang perang yang panjang" karena negaranya meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, yang terus menembakkan roket ke Israel utara.
Kabinet Israel juga mempertimbangkan cara menanggapi serangan Iran pada 1 Oktober, setelah berjanji Teheran "akan membayar mahal" atas serangan rudal terbesarnya terhadap Israel.
Sementara itu, serangan Israel di Gaza terus berlanjut. Warga Palestina yang melarikan diri dari lokasi operasi militer Israel yang diperbarui di utara jalur tersebut ditembaki saat mereka mengungsi, menurut penduduk di sana dan rekaman yang dibagikan kepada CNN yang mendokumentasikan perjalanan mereka.
Beberapa jam sebelum serangan, Gedung Putih mengatakan bahwa ada indikasi bahwa Iran sedang bersiap untuk segera meluncurkan serangan rudal balistik terhadap Israel.
Air France menekankan bahwa sejumlah penerbangan lainnya telah dialihkan untuk menghindari wilayah tersebut pada malam serangan.
"Air France terus memantau perkembangan geopolitik di wilayah yang dilayaninya dan dilintasinya, untuk memastikan tingkat keselamatan dan keamanan penerbangan tertinggi," katanya.
"Keselamatan pelanggan dan awaknya adalah prioritas utamanya," imbuh pihak Air France.
Saluran televisi Prancis; LCI, yang pertama kali melaporkan insiden tersebut, mengatakan pilot Air France melihat rudal di langit malam dari kokpit, dan bahwa pengawas lalu lintas udara Irak telah mengucapkan "semoga beruntung" kepada pilot tersebut.
Ketika ditanya oleh CNN, juru bicara Air France tidak mengonfirmasi bahwa pilot melihat rudal terbang lewat.
Insiden tersebut terjadi saat konflik di Timur Tengah semakin memburuk. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan rakyat Lebanon bahwa mereka akan jatuh "ke jurang perang yang panjang" karena negaranya meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, yang terus menembakkan roket ke Israel utara.
Kabinet Israel juga mempertimbangkan cara menanggapi serangan Iran pada 1 Oktober, setelah berjanji Teheran "akan membayar mahal" atas serangan rudal terbesarnya terhadap Israel.
Sementara itu, serangan Israel di Gaza terus berlanjut. Warga Palestina yang melarikan diri dari lokasi operasi militer Israel yang diperbarui di utara jalur tersebut ditembaki saat mereka mengungsi, menurut penduduk di sana dan rekaman yang dibagikan kepada CNN yang mendokumentasikan perjalanan mereka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda