Jenderal Komandan Pasukan Quds Iran Hilang setelah Serangan Israel di Beirut
Senin, 07 Oktober 2024 - 07:09 WIB
TEHERAN - Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Esmail Qaani hilang setelah serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, Kamis pekan lalu.
Jenderal pasukan khusus IRGC itu melakukan perjalanan ke Lebanon setelah tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bulan lalu dalam serangan udara militer Zionis.
Dua pejabat keamanan senior Iran kepada Reuters mengonfirmasi hilangnya Qaani.
Salah satu pejabat mengatakan Qaani berada di pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh, selama serangan udara hari Kamis yang menargetkan calon penerus Nasrallah, Hashem Safieddine.
Namun, lanjut pejabat tersebut, Qaani juga tidak bertemu Safieddine.
Pejabat tersebut mengatakan Iran dan Hizbullah tidak dapat menghubungi Qaani sejak saat itu.
Israel telah menyerang beberapa target di Dahiyeh saat melakukan kampanye militer melawan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Pejabat kedua juga mengatakan Qaani telah melakukan perjalanan ke Lebanon setelah pembunuhan Nasrallah dan otoritas Iran tidak dapat menghubunginya sejak serangan terhadap Safieddine.
Hizbullah sejauh ini belum memberikan komentar tentang nasib Safieddine.
Menurut laporan New York Times, ada pula laporan yang menunjukkan bahwa Qaani diawasi ketat oleh militer dan intelijen Israel menyusul serangan rudal Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu.
Itu menimbulkan kekhawatiran tentang tindakan Israel terhadapnya.
Beberapa media Arab Saudi berspekulasi bahwa Iran sendiri mungkin telah mengeksekusi Qaani, mencurigainya bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad.
Ketidakhadiran Qaani terlihat saat salat Jumat yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Qaani mengambil alih kepemimpinan Pasukan Quds—pasukan khusus IRGC untuk operasi luar negeri—menggantikan Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan pesawat nirawak Amerika Serikat (AS) di Baghdad pada Januari 2020.
Setelah kematian Soleimani, Qaani menjadi tokoh kunci dalam mengarahkan kegiatan militer Iran di wilayah Timur Tengah.
Komandan IRGC Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan telah tewas bersama Nasrallah di sebuah bunker ketika bunker tersebut dihantam bom Israel pada 27 September.
Jenderal pasukan khusus IRGC itu melakukan perjalanan ke Lebanon setelah tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bulan lalu dalam serangan udara militer Zionis.
Dua pejabat keamanan senior Iran kepada Reuters mengonfirmasi hilangnya Qaani.
Salah satu pejabat mengatakan Qaani berada di pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh, selama serangan udara hari Kamis yang menargetkan calon penerus Nasrallah, Hashem Safieddine.
Baca Juga
Namun, lanjut pejabat tersebut, Qaani juga tidak bertemu Safieddine.
Pejabat tersebut mengatakan Iran dan Hizbullah tidak dapat menghubungi Qaani sejak saat itu.
Israel telah menyerang beberapa target di Dahiyeh saat melakukan kampanye militer melawan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Pejabat kedua juga mengatakan Qaani telah melakukan perjalanan ke Lebanon setelah pembunuhan Nasrallah dan otoritas Iran tidak dapat menghubunginya sejak serangan terhadap Safieddine.
Hizbullah sejauh ini belum memberikan komentar tentang nasib Safieddine.
Menurut laporan New York Times, ada pula laporan yang menunjukkan bahwa Qaani diawasi ketat oleh militer dan intelijen Israel menyusul serangan rudal Iran ke Israel pada 1 Oktober lalu.
Itu menimbulkan kekhawatiran tentang tindakan Israel terhadapnya.
Beberapa media Arab Saudi berspekulasi bahwa Iran sendiri mungkin telah mengeksekusi Qaani, mencurigainya bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad.
Ketidakhadiran Qaani terlihat saat salat Jumat yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Qaani mengambil alih kepemimpinan Pasukan Quds—pasukan khusus IRGC untuk operasi luar negeri—menggantikan Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan pesawat nirawak Amerika Serikat (AS) di Baghdad pada Januari 2020.
Setelah kematian Soleimani, Qaani menjadi tokoh kunci dalam mengarahkan kegiatan militer Iran di wilayah Timur Tengah.
Komandan IRGC Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan telah tewas bersama Nasrallah di sebuah bunker ketika bunker tersebut dihantam bom Israel pada 27 September.
(mas)
tulis komentar anda