Ekonomi Israel Akan Hancur Jika Paksakan Perang Melawan Iran

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 15:44 WIB
Namun, bank sentral Israel tidak dalam posisi untuk memangkas suku bunga untuk menghidupkan kembali ekonomi karena inflasi meningkat, didorong oleh kenaikan upah dan melonjaknya belanja pemerintah untuk mendanai perang.



3. Kehancuran Ekonomi Jangka Panjang

Bank Israel memperkirakan pada bulan Mei bahwa biaya yang timbul akibat perang akan mencapai 250 miliar shekel (USD66 miliar) hingga akhir tahun depan, termasuk pengeluaran militer dan biaya sipil, seperti biaya perumahan bagi ribuan warga Israel yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di utara dan selatan. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 12% dari PDB Israel.

Biaya tersebut tampaknya akan terus meningkat karena pertempuran yang lebih sengit dengan Iran dan proksinya, termasuk Hizbullah di Lebanon, menambah tagihan pertahanan pemerintah dan menunda kembalinya warga Israel ke rumah mereka di utara negara tersebut. Israel melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan yang menargetkan Hizbullah pada tanggal 30 September.

Smotrich, menteri keuangan, yakin bahwa ekonomi Israel akan bangkit kembali setelah perang berakhir, tetapi para ekonom khawatir kerusakan akan berlangsung lama setelah konflik tersebut.

Flug, mantan gubernur Bank Israel dan sekarang wakil presiden penelitian di Institut Demokrasi Israel, mengatakan ada risiko pemerintah Israel memangkas investasi untuk membebaskan sumber daya pertahanan. "Itu akan mengurangi potensi pertumbuhan (ekonomi) ke depannya," katanya.

Para peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional juga pesimis.

Bahkan penarikan pasukan dari Gaza dan ketenangan di perbatasan dengan Lebanon akan membuat ekonomi Israel berada dalam posisi yang lebih lemah daripada sebelum perang, kata mereka dalam sebuah laporan pada bulan Agustus. "Israel diperkirakan akan menderita kerusakan ekonomi jangka panjang terlepas dari hasilnya," tulis mereka.

"Penurunan tingkat pertumbuhan yang diantisipasi dalam semua skenario dibandingkan dengan perkiraan ekonomi sebelum perang dan peningkatan anggaran pertahanan dapat memperburuk risiko resesi yang mengingatkan pada dekade yang hilang setelah Perang Yom Kippur.”

4. Belajar dari Pengalaman Perang 1973

Perang tahun 1973, yang juga dikenal sebagai perang Arab-Israel, yang dilancarkan oleh Mesir dan Suriah terhadap pasukan Israel di Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan, mengawali periode stagnasi ekonomi yang panjang di Israel, sebagian karena negara itu secara besar-besaran meningkatkan pengeluaran pertahanan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More