Rusia akan Hapus Taliban dari Daftar Organisasi Teroris

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 07:45 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu penjabat Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi untuk konsultasi mengenai Afghanistan di Moskow, Rusia, pada 4 Oktober 2024. Foto/Sputnik/Kristina Kormilitsina
MOSKOW - Rusia akan menghapus Taliban dari daftar organisasi teroris, menurut Utusan Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov. Dia menjelaskan hal itu kepada wartawan pada Jumat (4/10/2024).

Perubahan tersebut juga dikonfirmasi Aleksandr Bortnikov, kepala Dinas Keamanan Federal (FSB), yang bertanggung jawab untuk memerangi ancaman teroris.

Moskow adalah salah satu negara pertama yang menjalin kontak dengan pemerintah Taliban setelah kelompok itu merebut kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021.



Namun, Rusia belum secara resmi mengakui kelompok tersebut sebagai kekuatan yang memerintah di negara tersebut.

Kelompok tersebut mengambil alih kekuasaan di Kabul selama tahap terakhir penarikan pasukan AS yang heboh, yang mengakhiri pendudukan Barat selama 20 tahun di Afghanistan.

Pemerintah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang didukung Washington meninggalkan negara itu, seperti halnya banyak warga negara yang membantu Amerika Serikat (AS).

Pada Mei, Kabulov menggambarkan Taliban sebagai "jelas bukan musuh kita." Berbicara kepada wartawan pada Jumat, diplomat senior tersebut menyatakan Kementerian Luar Negeri Rusia dan FSB bekerja sama dengan badan-badan pemerintah lainnya untuk meresmikan penghapusan Taliban dari daftar teroris nasional.

"Keputusan mendasar tentang masalah ini telah dibuat oleh pimpinan Rusia," ujar dia, seraya menambahkan semua prosedur hukum perlu diizinkan.

“Itu akan membutuhkan kerja cermat oleh para pengacara, parlemen, dan badan-badan negara lainnya," papar Kabulov.

Diplomat tersebut menyatakan harapannya bahwa "keputusan akhir akan diumumkan dalam waktu dekat."

Kepala FSB mengatakan pada Jumat bahwa Moskow sedang menyelesaikan penghapusan Taliban dari daftar hitam.

Menurut Bortnikov, langkah tersebut akan membuka jalan bagi "kerja sama pragmatis" dengan kelompok tersebut, termasuk perang melawan kejahatan terorganisasi dan ISIS-K, cabang regional dari gerakan Negara Islam.

ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas beberapa serangan di tanah Rusia tahun ini, termasuk penyerbuan konser musik di luar Moskow pada Maret, yang menewaskan 145 orang.

Rusia memasukkan Taliban ke dalam daftar hitam pada tahun 2003. Pihak berwenang mengatakan pada saat itu bahwa kelompok itu terkait dengan pemberontakan Islam di Kaukasus Utara dan bertanggung jawab atas pembajakan pesawat sipil Rusia pada 1995.

Sikap Moskow terhadap kelompok itu mulai berubah setelah para pemberontak sebagian besar dikalahkan di dalam negeri.

Pergeseran itu semakin diperkuat oleh kebangkitan ISIS pada pertengahan tahun 2010-an. Presiden Vladimir Putin mengakui pada Juli bahwa Taliban secara de facto mengendalikan Afghanistan.

"Dalam hal ini, Taliban adalah sekutu kita dalam perang melawan terorisme," ungkap Putin, seraya menambahkan Moskow menerima "sinyal tertentu" bahwa kelompok itu siap bekerja sama.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan pada Juni bahwa Rusia tidak akan mengakui pemerintahan Taliban sampai mereka memenuhi beberapa persyaratan, seperti komitmen memerangi perdagangan narkoba dan terorisme, dan "penghormatan terhadap hak-hak dasar semua bangsa di Afghanistan."

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More