Israel Tolak Gencatan Senjata, Gempur Hizbullah dengan Kekuatan Penuh
Jum'at, 27 September 2024 - 09:03 WIB
TEL AVIV - Israel telah menolak gencatan senjata 21 hari dengan Hizbullah Lebanon sebagaimana yang diusulkan Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
Sebaliknya, militer Zionis diperintahkan untuk terus bertempur dengan kekuatan penuh untuk melumpuhkan kelompok milisi pro-Iran tersebut.
Penolakan gencatan senjata itu diumumkan Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
"Ini adalah usulan AS-Prancis yang bahkan tidak direspons oleh perdana menteri. Berita tentang apa yang disebut arahan untuk memoderasi pertempuran di utara juga merupakan kebalikan dari kebenaran," kata Kantor PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Newsweek, Jumat (27/9/2024).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka terus menyerang Hizbullah di beberapa wilayah Lebanon untuk melemahkan dan melemahkan kemampuan Hizbullah dan infrastrukturnya.
Sekadar diketahui, AS, Prancis, dan sekutu lainnya bersama-sama menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari untuk memungkinkan negosiasi dalam konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah—yang telah menewaskan lebih dari 600 orang di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
Pernyataan bersama mereka, yang dinegosiasikan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, mengatakan pertempuran baru-baru ini tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima dari eskalasi regional yang lebih luas.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada hari Kamis juga menolak gagasan gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah.
Sebaliknya, militer Zionis diperintahkan untuk terus bertempur dengan kekuatan penuh untuk melumpuhkan kelompok milisi pro-Iran tersebut.
Penolakan gencatan senjata itu diumumkan Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
"Ini adalah usulan AS-Prancis yang bahkan tidak direspons oleh perdana menteri. Berita tentang apa yang disebut arahan untuk memoderasi pertempuran di utara juga merupakan kebalikan dari kebenaran," kata Kantor PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Newsweek, Jumat (27/9/2024).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka terus menyerang Hizbullah di beberapa wilayah Lebanon untuk melemahkan dan melemahkan kemampuan Hizbullah dan infrastrukturnya.
Sekadar diketahui, AS, Prancis, dan sekutu lainnya bersama-sama menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari untuk memungkinkan negosiasi dalam konflik yang meningkat antara Israel dan Hizbullah—yang telah menewaskan lebih dari 600 orang di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
Pernyataan bersama mereka, yang dinegosiasikan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, mengatakan pertempuran baru-baru ini tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima dari eskalasi regional yang lebih luas.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada hari Kamis juga menolak gagasan gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda