Komandan Hizbullah Ibrahim Muhammad Qabisi Tewas dalam Serangan Israel di Beirut
Rabu, 25 September 2024 - 12:08 WIB
BEIRUT - Komandan senior Hizbullah Ibrahim Muhammad Qabisi yang memimpin pasukan rudal dan roket Hizbullah, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut pada Selasa (24/9/2024).
Kabar ini muncul di tengah serangan roket lintas batas oleh kedua belah pihak, lapor Reuters.
Militer Israel mengatakan serangan udara di ibu kota Lebanon itu menewaskan Ibrahim Qubaisi.
Israel menambahkan Qabisi bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan sejak itu memegang beberapa peran militer penting dalam organisasi tersebut.
Militer Israel bahkan menambahkan Qabisi bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan berbagai serangan terhadap warga sipil dan tentara Israel.
"Selama bertahun-tahun dan selama perang, dia bertanggung jawab untuk meluncurkan rudal ke arah warga sipil Israel," ungkap pernyataan militer Israel, dilansir Reuters.
"Qabisi adalah sumber pengetahuan penting di bidang rudal dan memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin militer senior di Hizbullah," papar pernyataan militer Israel tersebut.
Berikut ini yang terjadi pada hari Selasa, Qabisi tewas dalam serangan udara Israel di Beirut. Serangan Israel ini merupakan pukulan lain bagi Hizbullah dalam sepekan terakhir, karena Israel melakukan 'serangan besar-besaran' terhadap target-target Hizbullah.
Baru-baru ini tekanan Israel terhadap Hizbullah telah meningkatkan ketakutan di Timur Tengah.
Israel mengalihkan fokusnya dari Gaza ke perbatasan utara di mana Hizbullah telah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan negaranya akan terus menyerang target-target Hizbullah.
Meskipun Israel menuduh Hizbullah menyembunyikan senjatanya di rumah-rumah dan desa-desa di Lebanon, kelompok Lebanon itu membantah semua tuduhan tersebut.
Dalam serangan Israel pada Selasa terhadap satu gedung di lingkungan Ghobeiry di Beirut, sebanyak enam orang tewas dan 15 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Pada hari Senin, otoritas Lebanon mengatakan 558 orang tewas dalam serangan udara, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita.
Pekan lalu, Hizbullah menderita kerugian besar ketika ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggotanya meledak dalam pelanggaran keamanan terburuk.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
Kabar ini muncul di tengah serangan roket lintas batas oleh kedua belah pihak, lapor Reuters.
Militer Israel mengatakan serangan udara di ibu kota Lebanon itu menewaskan Ibrahim Qubaisi.
Israel menambahkan Qabisi bergabung dengan Hizbullah pada tahun 1980-an dan sejak itu memegang beberapa peran militer penting dalam organisasi tersebut.
Militer Israel bahkan menambahkan Qabisi bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan berbagai serangan terhadap warga sipil dan tentara Israel.
"Selama bertahun-tahun dan selama perang, dia bertanggung jawab untuk meluncurkan rudal ke arah warga sipil Israel," ungkap pernyataan militer Israel, dilansir Reuters.
"Qabisi adalah sumber pengetahuan penting di bidang rudal dan memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin militer senior di Hizbullah," papar pernyataan militer Israel tersebut.
Berikut ini yang terjadi pada hari Selasa, Qabisi tewas dalam serangan udara Israel di Beirut. Serangan Israel ini merupakan pukulan lain bagi Hizbullah dalam sepekan terakhir, karena Israel melakukan 'serangan besar-besaran' terhadap target-target Hizbullah.
Baru-baru ini tekanan Israel terhadap Hizbullah telah meningkatkan ketakutan di Timur Tengah.
Israel mengalihkan fokusnya dari Gaza ke perbatasan utara di mana Hizbullah telah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan negaranya akan terus menyerang target-target Hizbullah.
Meskipun Israel menuduh Hizbullah menyembunyikan senjatanya di rumah-rumah dan desa-desa di Lebanon, kelompok Lebanon itu membantah semua tuduhan tersebut.
Dalam serangan Israel pada Selasa terhadap satu gedung di lingkungan Ghobeiry di Beirut, sebanyak enam orang tewas dan 15 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Pada hari Senin, otoritas Lebanon mengatakan 558 orang tewas dalam serangan udara, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita.
Pekan lalu, Hizbullah menderita kerugian besar ketika ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggotanya meledak dalam pelanggaran keamanan terburuk.
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(sya)
tulis komentar anda