Universitas Amerika Didesak Cabut Beasiswa Menantu Presiden Jokowi
Kamis, 19 September 2024 - 11:07 WIB
"Saya tidak menyangka bahwa Allah SWT begitu baik memberikan rezeki untuk anak dan kuliah di waktu yang bersamaan dalam satu tahun pernikahan,” bunyi unggahan di akun Instagram Erina, @erinagudono.
Setelah ramai kritikan, Erina menonaktifkan komentar pada unggahan tersebut.
Lulusan Columbia University Patricia Kusumaningtyas mengatakan kepada The Daily Pennsylvanian bahwa sebagian kemarahan seputar beasiswa Erina Gudono bermula dari "gaya hidupnya yang sangat mewah" dan kurangnya komentar "tentang kerusuhan dan protes politik yang terjadi di Indonesia."
Secara khusus, Kusumaningtyas mempermasalahkan kurangnya komentar Erina tentang krisis yang sedang berlangsung terkait dengan putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) perihal Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada).
Salah satu putusan MK adalah UU Pilkada mengatur batas usia paling rendah calon gubernur adalah 30 tahun dan calon bupati/wali kota adalah 25 tahun.
Kurang dari sehari kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Parlemen berupaya melakukan revisi UU tersebut, yang dipandang banyak pihak untuk memuluskan Kaesang maju dalam Pilkada.
Upaya DPR itu memicu massa berunjuk rasa di Jakarta dan berujung rusuh. Pada akhirnya, DPR membatalkan upaya tersebut.
“Banyak sekali protes, semua teman saya protes dan kemudian terkena gas air mata," kata Kusumaningtyas kepada The Daily Pennsylvanian.
"Tidak adil bahwa begitu banyak penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi, dan Erina menjadi sangat tuli nada," katanya lagi.
Dia menambahkan bahwa dirinya dan banyak orang lainnya merasa bahwa Erina seharusnya bebas untuk melanjutkan pendidikannya.
Setelah ramai kritikan, Erina menonaktifkan komentar pada unggahan tersebut.
Lulusan Columbia University Patricia Kusumaningtyas mengatakan kepada The Daily Pennsylvanian bahwa sebagian kemarahan seputar beasiswa Erina Gudono bermula dari "gaya hidupnya yang sangat mewah" dan kurangnya komentar "tentang kerusuhan dan protes politik yang terjadi di Indonesia."
Secara khusus, Kusumaningtyas mempermasalahkan kurangnya komentar Erina tentang krisis yang sedang berlangsung terkait dengan putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) perihal Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada).
Salah satu putusan MK adalah UU Pilkada mengatur batas usia paling rendah calon gubernur adalah 30 tahun dan calon bupati/wali kota adalah 25 tahun.
Kurang dari sehari kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Parlemen berupaya melakukan revisi UU tersebut, yang dipandang banyak pihak untuk memuluskan Kaesang maju dalam Pilkada.
Upaya DPR itu memicu massa berunjuk rasa di Jakarta dan berujung rusuh. Pada akhirnya, DPR membatalkan upaya tersebut.
“Banyak sekali protes, semua teman saya protes dan kemudian terkena gas air mata," kata Kusumaningtyas kepada The Daily Pennsylvanian.
"Tidak adil bahwa begitu banyak penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi, dan Erina menjadi sangat tuli nada," katanya lagi.
Dia menambahkan bahwa dirinya dan banyak orang lainnya merasa bahwa Erina seharusnya bebas untuk melanjutkan pendidikannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda