3 Alasan Taliban Afghanistan Sudah Siap Menyerang Israel, Akankah Bekerjasama dengan Iran?
Rabu, 18 September 2024 - 14:45 WIB
KABUL - Taliban di Afghanistan hingga saat ini memang belum terlihat pergerakannya di konflik Timur Tengah yang sedang berkecamuk.
Namun bukan berarti mereka akan diam, kemungkinan besar mereka akan bergerak cepat atau lambat untuk melancarkan serangan ke Israel.
Kelompok pejuang yang sebagian besar bersuku Pashtun itu bahkan telah berseru hendak melakukan serangan ke Israel sejak tahun 2023 lalu, tepatnya pada saat Israel melakukan gempuran ke Palestina setelah serangan Hamas.
Meski begitu, aksi mereka sampai saat ini masihlah belum terlihat. Sejumlah aksi serangan justru dilakukan oleh Houthi dari Yaman dan Hizbullah dari Lebanon yang keduanya merupakan proksi Iran.
Mulai memanasnya konflik di Timur Tengah saat ini dengan adanya saling balas serangan antara Israel dan kelompok sekutu Iran, tentu bisa saja membuat Taliban turun tangan dan bekerja sama dengan Teheran.
3 Alasan Taliban Afghanistan Siap Menyerang Israel
Taliban Afghanistan mulai buka suara terkait perang Israel di Gaza sejak November 2023 lalu. Pada saat itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi meminta PBB dan badan-badan hak asasi manusia lainnya untuk mencegah "kebrutalan yang berkelanjutan".
Taliban juga "dengan keras" mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menanggapi tangisan umat Islam yang tertindas di Gaza.
Termasuk memenuhi tanggung jawab agama dan kemanusiaan mereka melalui posisi dan langkah yang efektif dan bermakna.
Dikutip dari Foundation For Defense of Democracies pada Juni 2024, para menteri luar negeri Republik Islam Iran dan Taliban membahas tentang mengambil "tindakan bersama" terhadap Israel untuk mendukung Hamas.
Mengingat sebelumnya, Taliban dan Iran telah bekerja sama di masa lalu untuk mengusir AS dari Afghanistan dan menggulingkan pemerintah Afghanistan.
Mehr News mengabarkan, Menteri Luar Negeri Sementara Iran Ali Bagheri Kani dan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi meminta negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam untuk memberikan tekanan pada Israel selama percakapan telepon antara kedua diplomat tersebut, kantor berita yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam.
Taliban telah memberi tahu Teheran bahwa mereka siap mengerahkan ribuan tentara untuk berperang melawan Israel. Sedangkan Iran telah berupaya memfasilitasi hubungan antara Taliban dan proksi rezim Iran, termasuk Hizbullah.
Rezim Teheran dan pemerintahan Taliban telah menegaskan kembali hubungan mereka yang semakin erat dan sentimen anti-Israel selama konflik Gaza.
Pada bulan Februari 2024, Utusan Khusus Presiden Iran untuk Urusan Afghanistan Hassan Kazemi Qomi menyatakan bahwa "jika perlu, divisi syahid dari Afghanistan siap untuk berperang di Gaza," seraya menambahkan, "Menurut pandangan kami, Afghanistan juga merupakan bagian dari Poros Perlawanan."
Meskipun Taliban dan Iran telah berselisih di masa lalu terkait isu-isu kontroversial seperti hak atas air dan pengungsi, keduanya juga bekerja sama selama hampir dua dekade saat Taliban berjuang untuk mengusir AS dan sekutunya dari Afghanistan.
Lihat Juga: Pejabat Israel Murka ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Pakar Hukum Memujinya
Namun bukan berarti mereka akan diam, kemungkinan besar mereka akan bergerak cepat atau lambat untuk melancarkan serangan ke Israel.
Kelompok pejuang yang sebagian besar bersuku Pashtun itu bahkan telah berseru hendak melakukan serangan ke Israel sejak tahun 2023 lalu, tepatnya pada saat Israel melakukan gempuran ke Palestina setelah serangan Hamas.
Meski begitu, aksi mereka sampai saat ini masihlah belum terlihat. Sejumlah aksi serangan justru dilakukan oleh Houthi dari Yaman dan Hizbullah dari Lebanon yang keduanya merupakan proksi Iran.
Mulai memanasnya konflik di Timur Tengah saat ini dengan adanya saling balas serangan antara Israel dan kelompok sekutu Iran, tentu bisa saja membuat Taliban turun tangan dan bekerja sama dengan Teheran.
3 Alasan Taliban Afghanistan Siap Menyerang Israel
1. Telah Merencanakan Sejak 2023
Taliban Afghanistan mulai buka suara terkait perang Israel di Gaza sejak November 2023 lalu. Pada saat itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi meminta PBB dan badan-badan hak asasi manusia lainnya untuk mencegah "kebrutalan yang berkelanjutan".
Taliban juga "dengan keras" mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menanggapi tangisan umat Islam yang tertindas di Gaza.
Termasuk memenuhi tanggung jawab agama dan kemanusiaan mereka melalui posisi dan langkah yang efektif dan bermakna.
2. Akan Beraksi Bersama Iran
Dikutip dari Foundation For Defense of Democracies pada Juni 2024, para menteri luar negeri Republik Islam Iran dan Taliban membahas tentang mengambil "tindakan bersama" terhadap Israel untuk mendukung Hamas.
Mengingat sebelumnya, Taliban dan Iran telah bekerja sama di masa lalu untuk mengusir AS dari Afghanistan dan menggulingkan pemerintah Afghanistan.
Mehr News mengabarkan, Menteri Luar Negeri Sementara Iran Ali Bagheri Kani dan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi meminta negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam untuk memberikan tekanan pada Israel selama percakapan telepon antara kedua diplomat tersebut, kantor berita yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam.
3. Taliban Telah Siapkan Ribuan Tentara
Taliban telah memberi tahu Teheran bahwa mereka siap mengerahkan ribuan tentara untuk berperang melawan Israel. Sedangkan Iran telah berupaya memfasilitasi hubungan antara Taliban dan proksi rezim Iran, termasuk Hizbullah.
Rezim Teheran dan pemerintahan Taliban telah menegaskan kembali hubungan mereka yang semakin erat dan sentimen anti-Israel selama konflik Gaza.
Pada bulan Februari 2024, Utusan Khusus Presiden Iran untuk Urusan Afghanistan Hassan Kazemi Qomi menyatakan bahwa "jika perlu, divisi syahid dari Afghanistan siap untuk berperang di Gaza," seraya menambahkan, "Menurut pandangan kami, Afghanistan juga merupakan bagian dari Poros Perlawanan."
Meskipun Taliban dan Iran telah berselisih di masa lalu terkait isu-isu kontroversial seperti hak atas air dan pengungsi, keduanya juga bekerja sama selama hampir dua dekade saat Taliban berjuang untuk mengusir AS dan sekutunya dari Afghanistan.
Baca Juga
Lihat Juga: Pejabat Israel Murka ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan Netanyahu, Pakar Hukum Memujinya
(sya)
tulis komentar anda