4 Alasan Jerman Memperketat Perbatasan, Salah Satunya Tak Mau Menampung Imigran Ukraina
Kamis, 12 September 2024 - 11:10 WIB
Jerman telah memberi tahu Komisi Eropa dan negara-negara tetangga, yang semuanya merupakan bagian dari Wilayah Schengen, zona pergerakan bebas di seluruh Eropa, tentang rencananya untuk memberlakukan kontrol yang lebih ketat.
Peraturan untuk 29 negara Schengen menetapkan bahwa “pemberlakuan kembali kontrol perbatasan di perbatasan internal harus diterapkan sebagai tindakan terakhir, dalam situasi luar biasa, dan harus menghormati prinsip proporsionalitas”.
Faeser mengatakan pemerintah telah menyusun rencana untuk mengizinkan otoritas lokal untuk secara langsung menolak dan mengusir migran di perbatasan, sebuah tindakan yang dapat terbukti kontroversial dan dapat menghadapi gugatan hukum. Menteri dalam negeri tidak memberikan rincian apa pun.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, di bawah tekanan dari sayap kanan, secara bertahap telah mempertajam retorikanya tentang imigran. Ia telah berjanji untuk mendeportasi imigran yang dituduh melakukan kejahatan serius.
Jerman mendeportasi 28 warga negara Afghanistan yang didakwa melakukan tindakan kriminal pada tanggal 30 Agustus, pertama kalinya memulai kembali praktik tersebut setelah Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada tahun 2021 setelah penarikan pasukan oleh Amerika Serikat.
Foto/AP
Faeser mengatakan Jerman melampaui kendali Uni Eropa dan memperketat keamanan internal agar lebih siap menghadapi "migrasi ilegal" dan apa yang disebutnya "terorisme ISIS dan kejahatan serius".
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi orang-orang di negara kami dari hal ini," katanya, dilansir Al Jazeera.
Pada tahun 2023, jumlah orang yang mengajukan suaka di Jerman meningkat menjadi lebih dari 350.000, menandakan peningkatan sedikit lebih dari 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah pencari suaka terbesar berasal dari Suriah, diikuti oleh Turki dan Afghanistan.
Peraturan untuk 29 negara Schengen menetapkan bahwa “pemberlakuan kembali kontrol perbatasan di perbatasan internal harus diterapkan sebagai tindakan terakhir, dalam situasi luar biasa, dan harus menghormati prinsip proporsionalitas”.
Faeser mengatakan pemerintah telah menyusun rencana untuk mengizinkan otoritas lokal untuk secara langsung menolak dan mengusir migran di perbatasan, sebuah tindakan yang dapat terbukti kontroversial dan dapat menghadapi gugatan hukum. Menteri dalam negeri tidak memberikan rincian apa pun.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, di bawah tekanan dari sayap kanan, secara bertahap telah mempertajam retorikanya tentang imigran. Ia telah berjanji untuk mendeportasi imigran yang dituduh melakukan kejahatan serius.
Jerman mendeportasi 28 warga negara Afghanistan yang didakwa melakukan tindakan kriminal pada tanggal 30 Agustus, pertama kalinya memulai kembali praktik tersebut setelah Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada tahun 2021 setelah penarikan pasukan oleh Amerika Serikat.
2. Mencegah Masuknya Terosis ISIS
Foto/AP
Faeser mengatakan Jerman melampaui kendali Uni Eropa dan memperketat keamanan internal agar lebih siap menghadapi "migrasi ilegal" dan apa yang disebutnya "terorisme ISIS dan kejahatan serius".
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi orang-orang di negara kami dari hal ini," katanya, dilansir Al Jazeera.
Pada tahun 2023, jumlah orang yang mengajukan suaka di Jerman meningkat menjadi lebih dari 350.000, menandakan peningkatan sedikit lebih dari 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah pencari suaka terbesar berasal dari Suriah, diikuti oleh Turki dan Afghanistan.
tulis komentar anda