Turun dari Kapal Perang, 2 Tentara AS Diamuk Massa di Turki

Selasa, 03 September 2024 - 11:54 WIB
Salah satu tentara Korps Marinir AS yang diamuk massa di Turki. Dua tentara Amerika diamuk massa nasionalis Turki setelah turun dari kapal perang di Izmir. Foto/X @genclikbirlgi
ANKARA - Dua tentara Korps Marinir Amerika Serikat (AS) diamuk massa nasionalis Turki sesaat setelah keduanya turun dari kapal perang di kota Izmir pada hari Senin.

Dua tentara Amerika itu turun dari kapal perang amfibi USS Wasp, yang tiba lebih awal pada hari itu selama penempatannya di Laut Mediterania.

Sebuah video dari insiden tersebut menunjukkan sekelompok pria menahan seorang tentara Korps Marinir AS berpakaian sipil, dengan salah satu penyerang menutupi kepalanya dengan karung putih.



Massa tersebut berteriak; "Yankee, pulanglah!" saat menyerang kedua tentara Amerika tersebut.



Menurut kantor gubernur Izmir, pasukan keamanan dengan cepat campur tangan dalam insiden tersebut dan menahan 15 tersangka.

“Kedua marinir tersebut dibantu oleh marinir lain di daerah tersebut dan kemudian dibawa ke rumah sakit setempat untuk dievaluasi sebagai tindakan pencegahan tetapi tidak terluka dan telah kembali ke USS Wasp,” kata Timothy Gorman, juru bicara Angkatan Laut AS Eropa-Afrika.

Kedutaan Besar AS merilis pernyataan, yang mengatakan bahwa warga Amerika sekarang aman.

Para diplomat Amerika berterima kasih kepada otoritas Turki atas respons cepat dan penyelidikan yang sedang berlangsung.

Massa penyerang adalah anggota Persatuan Pemuda Turki (TGB), kelompok nasionalis yang berafiliasi dengan Partai Patriotik.

“Tentara AS yang memiliki darah tentara kita dan ribuan warga Palestina di tangan mereka tidak dapat mencemari negara kita,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan di X, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (3/9/2024).

Sekretaris Jenderal TGB Aylin Kum mengatakan kepada Euronews bahwa kelompok tersebut sebelumnya telah menutupkan karung di atas kepala anggota angkatan bersenjata Amerika di enam kota berbeda.

Dia mengatakan bahwa serangan itu merupakan respons terhadap insiden tahun 2003 di Irak, ketika pasukan AS sempat menahan pasukan komando Turki dan mengangkut mereka dengan penutup kepala.

Insiden itu menyebabkan kemarahan yang meluas di Turki saat itu dan membuat hubungan kedua negara menjadi tegang.

Meskipun Ankara tetap menjadi sekutu penting Washington di kawasan itu, kedua anggota NATO itu telah berulang kali bentrok dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi pengkritik keras perang Israel di Gaza dan melancarkan serangan terhadap pasukan Kurdi yang bersekutu dengan AS di Suriah.

Sementara itu, AS tidak berhasil menekan Ankara untuk membatalkan kesepakatan pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More