NATO dan Ukraina Gelar Pertemuan Sangat Rahasia di Dresden Jerman
Senin, 02 September 2024 - 15:30 WIB
DRESDEN - Para pejabat militer tingkat tinggi dari negara anggota NATO dan Ukraina berkumpul di kota Dresden, Jerman, untuk melakukan pembicaraan sangat rahasia pekan ini, menurut laporan Bild.
Negara tuan rumah dilaporkan menggunakan kesempatan itu untuk mempromosikan inovasi terbaru dari para produsen senjatanya.
Awal bulan ini, perusahaan pertahanan terkemuka Jerman, Rheinmetall, mengumumkan mereka telah hampir menggandakan laba operasinya pada paruh pertama tahun 2024.
Raksasa senjata itu mengatakan konflik Ukraina merupakan salah satu faktor yang "secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis."
Dalam artikel pada Kamis, Bild melaporkan komandan pasukan darat dari 35 negara Eropa, serta Ukraina dan AS, telah berkumpul untuk pertemuan tertutup di Dresden, yang diyakini berlangsung dari Selasa hingga Kamis.
Menurut surat kabar tabloid Jerman itu, acara itu diselimuti kerahasiaan, dengan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan terkait kekhawatiran mata-mata.
“Di antara topik yang dibahas adalah wilayah operasional baru NATO di Swedia dan Finlandia, yang keduanya bergabung dengan blok militer pimpinan AS dalam 18 bulan terakhir, serta analisis ancaman dan pelajaran yang dipetik dari konflik Ukraina,” ungkap laporan surat kabar tersebut.
Menurut Bild, pertemuan tersebut juga menampilkan perangkat keras industri pertahanan Jerman, termasuk sistem antipesawat Skyranger buatan Rheinmetall.
Dengan meriam otomatis tipe revolver dan radar yang kuat, Bild menggambarkannya sebagai sistem yang ideal untuk mencegat pesawat nirawak musuh.
Pada Juni, surat kabar tersebut mengutip pernyataan kepala Land Systems Rheinmetall, Bjorn Bernhard, yang mengatakan variasi Skyranger, yang dipasang pada rangka tank Leopard 1 era Perang Dingin Jerman, akan segera dipasok ke Ukraina.
Selain itu, Howitzer Kendali Jarak Jauh RCH 155 baru dipresentasikan kepada pejabat tinggi militer di Dresden, demikian yang dituduhkan dalam artikel tersebut.
Sebanyak 54 unit persenjataan pertama dilaporkan akan dikirimkan ke Ukraina tahun depan, dengan beberapa militer Eropa juga diduga menyatakan minatnya.
Rheinmetall saat ini tengah membangun pabrik baru di Lower Saxony, dan perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka bermaksud memproduksi sebanyak 700.000 peluru artileri setiap tahunnya pada tahun 2025.
Pabrikan senjata Jerman tersebut membuka pusat perawatan tank di Ukraina bagian barat pada Juni, dan telah mengumumkan rencana mendirikan lebih banyak pabrik amunisi dan pertahanan udara di tanah Ukraina.
Pejabat senior Rusia telah memperingatkan Moskow akan menganggap fasilitas-fasilitas ini sebagai "target yang sah" untuk serangan militer.
Kremlin secara konsisten berpendapat bantuan militer Barat ke Kiev hanya akan memperpanjang pertumpahan darah, sementara gagal mengubah hasil akhirnya.
Negara tuan rumah dilaporkan menggunakan kesempatan itu untuk mempromosikan inovasi terbaru dari para produsen senjatanya.
Awal bulan ini, perusahaan pertahanan terkemuka Jerman, Rheinmetall, mengumumkan mereka telah hampir menggandakan laba operasinya pada paruh pertama tahun 2024.
Raksasa senjata itu mengatakan konflik Ukraina merupakan salah satu faktor yang "secara signifikan meningkatkan kinerja bisnis."
Dalam artikel pada Kamis, Bild melaporkan komandan pasukan darat dari 35 negara Eropa, serta Ukraina dan AS, telah berkumpul untuk pertemuan tertutup di Dresden, yang diyakini berlangsung dari Selasa hingga Kamis.
Menurut surat kabar tabloid Jerman itu, acara itu diselimuti kerahasiaan, dengan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan terkait kekhawatiran mata-mata.
“Di antara topik yang dibahas adalah wilayah operasional baru NATO di Swedia dan Finlandia, yang keduanya bergabung dengan blok militer pimpinan AS dalam 18 bulan terakhir, serta analisis ancaman dan pelajaran yang dipetik dari konflik Ukraina,” ungkap laporan surat kabar tersebut.
Menurut Bild, pertemuan tersebut juga menampilkan perangkat keras industri pertahanan Jerman, termasuk sistem antipesawat Skyranger buatan Rheinmetall.
Dengan meriam otomatis tipe revolver dan radar yang kuat, Bild menggambarkannya sebagai sistem yang ideal untuk mencegat pesawat nirawak musuh.
Pada Juni, surat kabar tersebut mengutip pernyataan kepala Land Systems Rheinmetall, Bjorn Bernhard, yang mengatakan variasi Skyranger, yang dipasang pada rangka tank Leopard 1 era Perang Dingin Jerman, akan segera dipasok ke Ukraina.
Selain itu, Howitzer Kendali Jarak Jauh RCH 155 baru dipresentasikan kepada pejabat tinggi militer di Dresden, demikian yang dituduhkan dalam artikel tersebut.
Sebanyak 54 unit persenjataan pertama dilaporkan akan dikirimkan ke Ukraina tahun depan, dengan beberapa militer Eropa juga diduga menyatakan minatnya.
Rheinmetall saat ini tengah membangun pabrik baru di Lower Saxony, dan perusahaan tersebut mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka bermaksud memproduksi sebanyak 700.000 peluru artileri setiap tahunnya pada tahun 2025.
Pabrikan senjata Jerman tersebut membuka pusat perawatan tank di Ukraina bagian barat pada Juni, dan telah mengumumkan rencana mendirikan lebih banyak pabrik amunisi dan pertahanan udara di tanah Ukraina.
Pejabat senior Rusia telah memperingatkan Moskow akan menganggap fasilitas-fasilitas ini sebagai "target yang sah" untuk serangan militer.
Kremlin secara konsisten berpendapat bantuan militer Barat ke Kiev hanya akan memperpanjang pertumpahan darah, sementara gagal mengubah hasil akhirnya.
(sya)
tulis komentar anda