10 Negara yang Paling Dirugikan jika Perang Dunia III Terjadi
Sabtu, 31 Agustus 2024 - 12:27 WIB
KIEV - Dunia sedang mengalami masa paling tidak stabil dan berbahaya dalam sejarah di tengah meningkatnya kekhawatiran akan eskalasi besar perang regional.
Dengan perang Rusia-Ukraina yang masih berkecamuk dan perang Israel-Hamas yang berubah menjadi krisis Timur Tengah, kekhawatiran akan Perang Dunia III telah meningkat di seluruh dunia.
Negara Mana yang Paling Dirugikan dalam PD 3?
Ukraina menjadi pihak paling dirugikan dalam perang melawan Rusia. Tak hanya itu, perang Rusia-Ukraina memicu kekhawatirkan meluas ke negara-negara anggota NATO.
Kepala komite militer NATO, Laksamana Belanda Rob Bauer telah meminta Barat "bersiap menghadapi era perang", seraya menambahkan NATO "membutuhkan transformasi dalam berperang".
Pada awal 2024, Inggris mengatakan akan mengirim sekitar 20.000 tentara ke salah satu latihan militer NATO terbesar sejak Perang Dingin.
Dengan fokus pada Eropa Timur, latihan militer tersebut akan mempersiapkan diri menghadapi potensi perang dengan Rusia.
Beberapa hari yang lalu, Bild mendapatkan berkas mengejutkan dari Kementerian Pertahanan Jerman yang menunjukkan peta jalan tentang bagaimana Kremlin mungkin mempersiapkan serangan hibrida terhadap NATO.
Sementara itu, ikatan Putin dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah menguat dari waktu ke waktu.
Keduanya sebelumnya telah bersumpah untuk bertempur dalam pertempuran "suci" melawan Barat.
Dan para ahli percaya pasangan itu dapat memanfaatkan konflik yang sedang berlangsung di seluruh dunia untuk mencoba menetapkan tatanan dunia baru.
Kim juga mengancam akan melancarkan perang melawan Korea Selatan (Korsel), yang telah dicap sebagai "musuh utama".
Saudarinya dan sekutu utamanya, Kim Yo-Jong, bersumpah untuk melancarkan "serangan militer langsung" terhadap negara tetangga itu atas "provokasi sekecil apa pun".
Dan persenjataan nuklir yang dimiliki Kim tidak boleh diabaikan.
Di tengah meningkatnya ketakutan akan perang dunia ketiga muncul kekhawatiran yang meningkat tentang China yang melancarkan invasi besar-besaran untuk menyerap Taiwan di daratan China.
Beijing telah mengancam akan memicu "eskalasi yang tidak terkendali" dan perang habis-habisan atas satu "kesalahpahaman", karena Presiden Xi Jinping ingin menegaskan otoritasnya.
Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan menang telak dalam pemilu mereka yang berarti sekarang akan ada setidaknya empat tahun lagi dialog terbatas hingga tanpa negosiasi dengan Beijing.
Hasil tersebut telah memicu kekhawatiran mungkin ada konflik dengan China jika DPP menolak untuk melanjutkan pembicaraan damai yang menegangkan.
Pejabat China menggambarkan pemilihan umum 2024 sebagai pilihan "antara perang dan damai" dalam peringatan keras bagi para pemilih Taiwan.
Negara itu takut menjadi titik api utama antara AS dan Beijing, dengan potensi invasi yang memaksa AS meninggalkan pulau itu atau menghadapi perang skala penuh dengan China, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.
Di tengah latar belakang perilaku China di Laut China Selatan, Xi mungkin juga memanfaatkan sengketa teritorial India dengan Pakistan untuk menekan New Delhi.
Dan China mungkin menggunakan kesempatan itu untuk mencoba dan merebut Arunachal Pradesh dan Aksai Chin, wilayah yang secara keliru diklaim oleh Beijing sebagai miliknya, dari India.
Di Timur Tengah, Israel semakin menggila dengan membantai lebih dari 40.600 warga Palestina di Gaza sejak Oktober.
Yaman telah terseret ke dalam konflik tersebut, demikian pula Inggris dan AS. Iran juga meningkatkan dukungan pada berbagai proksi seperti Houthi di Yaman.
Iran juga meningkatkan dukungan pada Hizbullah di Lebanon untuk melawan pengaruh Israel dan AS di kawasan tersebut.
Irak bisa menjadi medan perang baru jika gejolak di Timur Tengah memanas.
Iran telah secara langsung turun tangan dengan membombardir markas mata-mata Israel di Irak.
Suriah yang telah mengalami perang sipil selama bertahun-tahun dapat kembali terseret dalam perang yang lebih besar jika pecah Perang Dunia III.
Peluang krisis Timur Tengah berkembang menjadi Perang Dunia III skala penuh berada pada titik tertinggi sepanjang masa.
Hal itu dapat meningkatkan campur tangan AS dan Inggris, yang mengakibatkan hasil yang menghancurkan di kawasan tersebut.
Dengan perang Rusia-Ukraina yang masih berkecamuk dan perang Israel-Hamas yang berubah menjadi krisis Timur Tengah, kekhawatiran akan Perang Dunia III telah meningkat di seluruh dunia.
Negara Mana yang Paling Dirugikan dalam PD 3?
1. Ukraina
Ukraina menjadi pihak paling dirugikan dalam perang melawan Rusia. Tak hanya itu, perang Rusia-Ukraina memicu kekhawatirkan meluas ke negara-negara anggota NATO.
Kepala komite militer NATO, Laksamana Belanda Rob Bauer telah meminta Barat "bersiap menghadapi era perang", seraya menambahkan NATO "membutuhkan transformasi dalam berperang".
Pada awal 2024, Inggris mengatakan akan mengirim sekitar 20.000 tentara ke salah satu latihan militer NATO terbesar sejak Perang Dingin.
Dengan fokus pada Eropa Timur, latihan militer tersebut akan mempersiapkan diri menghadapi potensi perang dengan Rusia.
Beberapa hari yang lalu, Bild mendapatkan berkas mengejutkan dari Kementerian Pertahanan Jerman yang menunjukkan peta jalan tentang bagaimana Kremlin mungkin mempersiapkan serangan hibrida terhadap NATO.
2. Korea Utara
Sementara itu, ikatan Putin dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah menguat dari waktu ke waktu.
Keduanya sebelumnya telah bersumpah untuk bertempur dalam pertempuran "suci" melawan Barat.
Dan para ahli percaya pasangan itu dapat memanfaatkan konflik yang sedang berlangsung di seluruh dunia untuk mencoba menetapkan tatanan dunia baru.
3. Korea Selatan
Kim juga mengancam akan melancarkan perang melawan Korea Selatan (Korsel), yang telah dicap sebagai "musuh utama".
Saudarinya dan sekutu utamanya, Kim Yo-Jong, bersumpah untuk melancarkan "serangan militer langsung" terhadap negara tetangga itu atas "provokasi sekecil apa pun".
Dan persenjataan nuklir yang dimiliki Kim tidak boleh diabaikan.
4. Taiwan
Di tengah meningkatnya ketakutan akan perang dunia ketiga muncul kekhawatiran yang meningkat tentang China yang melancarkan invasi besar-besaran untuk menyerap Taiwan di daratan China.
Beijing telah mengancam akan memicu "eskalasi yang tidak terkendali" dan perang habis-habisan atas satu "kesalahpahaman", karena Presiden Xi Jinping ingin menegaskan otoritasnya.
Partai Progresif Demokratik (DPP) Taiwan menang telak dalam pemilu mereka yang berarti sekarang akan ada setidaknya empat tahun lagi dialog terbatas hingga tanpa negosiasi dengan Beijing.
Hasil tersebut telah memicu kekhawatiran mungkin ada konflik dengan China jika DPP menolak untuk melanjutkan pembicaraan damai yang menegangkan.
Pejabat China menggambarkan pemilihan umum 2024 sebagai pilihan "antara perang dan damai" dalam peringatan keras bagi para pemilih Taiwan.
Negara itu takut menjadi titik api utama antara AS dan Beijing, dengan potensi invasi yang memaksa AS meninggalkan pulau itu atau menghadapi perang skala penuh dengan China, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.
5. India
Di tengah latar belakang perilaku China di Laut China Selatan, Xi mungkin juga memanfaatkan sengketa teritorial India dengan Pakistan untuk menekan New Delhi.
Dan China mungkin menggunakan kesempatan itu untuk mencoba dan merebut Arunachal Pradesh dan Aksai Chin, wilayah yang secara keliru diklaim oleh Beijing sebagai miliknya, dari India.
6. Palestina
Di Timur Tengah, Israel semakin menggila dengan membantai lebih dari 40.600 warga Palestina di Gaza sejak Oktober.
7. Yaman
Yaman telah terseret ke dalam konflik tersebut, demikian pula Inggris dan AS. Iran juga meningkatkan dukungan pada berbagai proksi seperti Houthi di Yaman.
8. Lebanon
Iran juga meningkatkan dukungan pada Hizbullah di Lebanon untuk melawan pengaruh Israel dan AS di kawasan tersebut.
9. Irak
Irak bisa menjadi medan perang baru jika gejolak di Timur Tengah memanas.
Iran telah secara langsung turun tangan dengan membombardir markas mata-mata Israel di Irak.
10. Suriah
Suriah yang telah mengalami perang sipil selama bertahun-tahun dapat kembali terseret dalam perang yang lebih besar jika pecah Perang Dunia III.
Peluang krisis Timur Tengah berkembang menjadi Perang Dunia III skala penuh berada pada titik tertinggi sepanjang masa.
Hal itu dapat meningkatkan campur tangan AS dan Inggris, yang mengakibatkan hasil yang menghancurkan di kawasan tersebut.
(sya)
tulis komentar anda