Pakar China Ungkap Senjata Nuklir Bisa Selamatkan Bumi
Kamis, 29 Agustus 2024 - 21:30 WIB
BEIJING - Senjata nuklir mungkin merupakan cara terbaik untuk melindungi Bumi dari asteroid, menurut para ilmuwan dari program eksplorasi luar angkasa China.
Dalam makalah yang diterbitkan bulan ini di jurnal China SCIENTIA SINICA Technologica, tim peneliti memperingatkan meskipun ada perkembangan terkini dalam teknologi deteksi objek dekat Bumi, ketidakakuratan dapat terjadi, yang berarti umat manusia perlu bersiap menangkis puing-puing luar angkasa.
Dalam studi mereka, para peneliti menganalisis berbagai metode pertahanan dan kelayakannya dalam melindungi planet ini dari asteroid dengan berbagai ukuran, kepadatan, dan periode peringatan.
Temuan mereka menunjukkan dalam waktu singkat, misalnya, satu pekan hingga terjadi benturan, hulu ledak nuklir akan menjadi satu-satunya senjata yang mampu mengubah jalur asteroid untuk menghindari tabrakan.
Berdasarkan analisis mereka, tim menyarankan solusi terbaik untuk melawan potensi ancaman yang ditimbulkan oleh asteroid adalah dengan mengembangkan sistem pertahanan berbasis nuklir global.
Sistem tersebut harus mencakup peluncur cepat yang mampu mengirim hulu ledak nuklir dari darat ke luar angkasa mulai dari tujuh hari hingga satu bulan.
Sistem ini juga harus dilengkapi dengan roket dengan kemampuan serang yang presisi, margin kesalahan kurang dari 100 meter.
Lebih jauh lagi, sistem ini harus memungkinkan pra-penyebaran hulu ledak nuklir di orbit untuk siaga jangka panjang lebih dari sepuluh tahun.
Para peneliti mengatakan mereka menyadari ide mereka menantang karena sejumlah alasan. Pertama, saat ini tidak ada negara yang memiliki kemampuan meluncurkan hulu ledak nuklir ke luar angkasa, yang berarti kendaraan peluncur baru harus dikembangkan.
Kedua, China, bersama dengan sebagian besar negara nuklir lainnya di planet ini, merupakan bagian dari Perjanjian Luar Angkasa 1967 dan Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif, yang melarang para penandatangan menempatkan senjata pemusnah massal di luar angkasa.
Ketiga, ledakan nuklir menyebabkan polusi radioaktif bahkan di luar angkasa, yang menimbulkan ancaman bahaya sekunder bagi Bumi dan benda-benda langit lainnya di sekitarnya.
Para ilmuwan menyimpulkan meskipun ledakan nuklir "memiliki kinerja yang luar biasa untuk membela diri," akan lebih bijaksana untuk mengeksplorasi teknologi lain yang mampu menangkal asteroid, seperti senjata laser berkekuatan tinggi.
Namun, mereka menekankan ancaman asteroid tidak boleh dianggap remeh, karena "potensi risiko dampak asteroid jauh lebih tinggi daripada perkiraan berdasarkan data asteroid yang ditemukan saat ini."
Dalam makalah yang diterbitkan bulan ini di jurnal China SCIENTIA SINICA Technologica, tim peneliti memperingatkan meskipun ada perkembangan terkini dalam teknologi deteksi objek dekat Bumi, ketidakakuratan dapat terjadi, yang berarti umat manusia perlu bersiap menangkis puing-puing luar angkasa.
Dalam studi mereka, para peneliti menganalisis berbagai metode pertahanan dan kelayakannya dalam melindungi planet ini dari asteroid dengan berbagai ukuran, kepadatan, dan periode peringatan.
Temuan mereka menunjukkan dalam waktu singkat, misalnya, satu pekan hingga terjadi benturan, hulu ledak nuklir akan menjadi satu-satunya senjata yang mampu mengubah jalur asteroid untuk menghindari tabrakan.
Berdasarkan analisis mereka, tim menyarankan solusi terbaik untuk melawan potensi ancaman yang ditimbulkan oleh asteroid adalah dengan mengembangkan sistem pertahanan berbasis nuklir global.
Sistem tersebut harus mencakup peluncur cepat yang mampu mengirim hulu ledak nuklir dari darat ke luar angkasa mulai dari tujuh hari hingga satu bulan.
Sistem ini juga harus dilengkapi dengan roket dengan kemampuan serang yang presisi, margin kesalahan kurang dari 100 meter.
Lebih jauh lagi, sistem ini harus memungkinkan pra-penyebaran hulu ledak nuklir di orbit untuk siaga jangka panjang lebih dari sepuluh tahun.
Para peneliti mengatakan mereka menyadari ide mereka menantang karena sejumlah alasan. Pertama, saat ini tidak ada negara yang memiliki kemampuan meluncurkan hulu ledak nuklir ke luar angkasa, yang berarti kendaraan peluncur baru harus dikembangkan.
Kedua, China, bersama dengan sebagian besar negara nuklir lainnya di planet ini, merupakan bagian dari Perjanjian Luar Angkasa 1967 dan Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif, yang melarang para penandatangan menempatkan senjata pemusnah massal di luar angkasa.
Ketiga, ledakan nuklir menyebabkan polusi radioaktif bahkan di luar angkasa, yang menimbulkan ancaman bahaya sekunder bagi Bumi dan benda-benda langit lainnya di sekitarnya.
Para ilmuwan menyimpulkan meskipun ledakan nuklir "memiliki kinerja yang luar biasa untuk membela diri," akan lebih bijaksana untuk mengeksplorasi teknologi lain yang mampu menangkal asteroid, seperti senjata laser berkekuatan tinggi.
Namun, mereka menekankan ancaman asteroid tidak boleh dianggap remeh, karena "potensi risiko dampak asteroid jauh lebih tinggi daripada perkiraan berdasarkan data asteroid yang ditemukan saat ini."
(sya)
tulis komentar anda