Pesawat Mata-mata Militer China Serbu Langit Jepang, Tokyo Protes Keras
Selasa, 27 Agustus 2024 - 10:03 WIB
TOKYO - Pesawat mata-mata militer China telah menyerbu wilayah udara Jepang pada Senin. Tokyo merespons dengan mengerahkan jet tempur dan menyampaikan protes keras pada Beijing.
"Pesawat China dipastikan telah melanggar wilayah udara teritorial di lepas pantai Kepulauan Danjo di Prefektur Nagasaki," kata Kementerian Pertahanan Jepang, menambahkan bahwa militer Jepang terpaksa mengerahkan jet-jet tempur dalam misi keadaan darurat.
"Pesawat pengumpul intelijen Y-9 milik China memasuki wilayah udara Jepang pada pukul 11.29 pagi (0229 GMT) selama sekitar dua menit," imbuh kementerian tersebut.
Tidak ada komentar dari otoritas China.
Media-media lokal, termasuk NHK, melaporkan insiden tersebut menandai serbuan pertama oleh pesawat militer China ke wilayah udara Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan langkah-langkah telah diambil oleh Pasukan Bela Diri (SDF) seperti mengeluarkan peringatan ke pesawat tersebut, tetapi NHK melaporkan bahwa tidak ada senjata, seperti pistol suar, yang digunakan sebagai tanda peringatan.
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Masataka Okano memanggil duta besar sementara China di pada Senin malam. "Dan menyampaikan protes keras kepada pejabat tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Jepang seperti dikutip AFP, Selasa (27/8/2024).
Okano menyerukan tindakan untuk mencegah terulangnya insiden tersebut.
"Pesawat China dipastikan telah melanggar wilayah udara teritorial di lepas pantai Kepulauan Danjo di Prefektur Nagasaki," kata Kementerian Pertahanan Jepang, menambahkan bahwa militer Jepang terpaksa mengerahkan jet-jet tempur dalam misi keadaan darurat.
"Pesawat pengumpul intelijen Y-9 milik China memasuki wilayah udara Jepang pada pukul 11.29 pagi (0229 GMT) selama sekitar dua menit," imbuh kementerian tersebut.
Tidak ada komentar dari otoritas China.
Media-media lokal, termasuk NHK, melaporkan insiden tersebut menandai serbuan pertama oleh pesawat militer China ke wilayah udara Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan langkah-langkah telah diambil oleh Pasukan Bela Diri (SDF) seperti mengeluarkan peringatan ke pesawat tersebut, tetapi NHK melaporkan bahwa tidak ada senjata, seperti pistol suar, yang digunakan sebagai tanda peringatan.
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Masataka Okano memanggil duta besar sementara China di pada Senin malam. "Dan menyampaikan protes keras kepada pejabat tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Jepang seperti dikutip AFP, Selasa (27/8/2024).
Okano menyerukan tindakan untuk mencegah terulangnya insiden tersebut.
tulis komentar anda