Iran Tak Kunjung Serang Israel, AS Perpanjang Kehadiran 2 Kapal Induknya di Timur Tengah

Senin, 26 Agustus 2024 - 12:35 WIB
AS perpanjang kehadiran dua kapal induknya di Timur Tengah untuk membela Israel dari ancaman serangan Iran yang tak kunjung dilaksanakan. Foto/US Navy
TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memperpanjang jadwal kehadiran dua kelompok penyerang kapal induk mereka di Timur Tengah. Kehadiran aset-aset tempur itu untuk membela Israel dari ancaman serangan Iran yang tak kunjung dilaksanakan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah mengonfirmasi keputusan tersebut kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Demikian disampaikan juru bicara Pentagon Pat Ryder pada hari Minggu.

"Menteri menegaskan kembali hak Israel untuk membela diri dan tekad kuat Amerika Serikat untuk mendukung pertahanan Israel terhadap ancaman dari Iran dan mitra serta proksi regionalnya," kata Ryder.





"Sebagai bagian dari dukungan tersebut, Menteri telah memerintahkan kehadiran dua kelompok serang kapal induk untuk tetap berada di wilayah tersebut," lanjut Ryder, seperti dikutip Al Arabiya, Senin (26/8/2024).

Austin juga menyatakan dukungannya terhadap upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan sandera Israel yang ditawan Hamas.

Pentagon awalnya telah mengerahkan kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln ke wilayah tersebut dengan rencana untuk menggantikan kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt. Namun, kedua kelompok itu sama-sama hadir di Timur Tengah untuk membela Israel.

Sebelumnya, Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal CQ Brown tiba di Israel, beberapa jam setelah bentrokan lintas batas besar antara Israel dan Hizbullah Lebanon.



Jenderal Brown diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan pejabat senior militer Israel.

Hizbullah yang didukung Iran meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel pada Minggu pagi, saat militer Israel mengatakan pihaknya menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar.

Itu merupakan salah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang perbatasan.

Tiga kematian dikonfirmasi di Lebanon dan satu di Israel, di mana kerusakan tampaknya terbatas.

Hizbullah mengindikasikan pihaknya belum merencanakan serangan lebih lanjut. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan negaranya tidak menginginkan perang skala penuh.

Hizbullah mengatakan telah menembakkan 320 roket Katyusha ke Israel dan menghantam 11 target militer dalam apa yang disebutnya sebagai tahap pertama pembalasan atas pembunuhan komandan militernya; Fuad Shukr, oleh Israel pada Juli lalu.

Militer Israel mengatakan telah menyerang lebih dari 40 lokasi peluncuran Hizbullah di Lebanon selatan.

Serangan itu, lanjut militer Zionis, menghancurkan ribuan laras peluncur, yang sebagian besar ditujukan ke Israel utara tetapi juga menargetkan beberapa wilayah tengah.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More