Pasca Teken Kesepakatan dengan AS, Serangan Taliban Semakin Menggila

Sabtu, 02 Mei 2020 - 05:16 WIB
Para pejabat keamanan Barat, diplomat dan pengamat internasional mengatakan strategi Taliban untuk perlahan-lahan mengikis kendali pemerintah atas daerah pedesaan dan kemudian memposisikan diri mereka untuk mengepung kota-kota selama pandemi itu dapat menggagalkan kesepakatan damai.

"Mereka secara perlahan mengelilingi semua kota-kota besar Afghanistan," kata Jonathan Schroden, seorang ahli di Pusat Analisis Angkatan Laut yang telah memberikan penilaian tentang situasi keamanan di Afghanistan kepada militer dan Kongres AS.

"Jadi itu hanya masalah waktu sebelum mereka mendapatkan kesepakatan yang memuaskan bagi mereka atau mereka membuat kota-kota besar dikepung," imbuhnya.

Dua juru bicara Taliban mengatakan kelompok itu tidak bertanggung jawab atas sebagian besar serangan dalam beberapa pekan terakhir. Mereka balik menuduh AS membahayakan perjanjian damai dengan mendukung pasukan keamanan Afghanistan dan tidak membebaskan 5.000 tahanan Taliban sebagai bagian dari pertukaran tahanan yang diatur dalam perjanjian tersebut.

Taliban mengatakan serangan kelompok itu antara awal Maret dan 15 April turun 54,7% dibandingkan dengan tahun lalu menjadi 537.

Kelompok itu juga mengatakan serangannya tidak "sekuat" dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan anggota pasukan keamanan Afghanistan tewas turun 54,2% menjadi 935 sementara jumlah yang terluka turun 55,9% menjadi 742.

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan pasukan militer berada dalam "mode pertahanan aktif" dan menggunakan angkatan udara untuk menghentikan serangan Taliban.

Pada hari Jumat, bentrokan antara pejuang Taliban dan pasukan Afghanistan meningkat di Balkh utara dan provinsi Logar selatan ketika pihak-pihak yang bertikai berjuang untuk mengendalikan pos-pos pemeriksaan. Lusinan petugas keamanan Afghanistan dan pejuang Taliban tewas.

Bulan lalu komandan pasukan AS dan misi Resolute Support non-tempur yang dipimpin NATO di Afghanistan, Jenderal Scott Miller, melakukan perjalanan ke Qatar di tengah pandemi untuk bertemu dengan para pemimpin politik Taliban.

Para pejabat keamanan mengatakan Miller mengeluarkan "peringatan keras" untuk menghentikan operasi terhadap pasukan Afghanistan dan mematuhi janji di bawah perjanjian yang bertujuan mengakhiri perang yang berlangsung selama hampir dua dekade.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More