Lukashenko: Warga Ukraina akan Segera Melihat Barat Memperalat Mereka
Selasa, 20 Agustus 2024 - 18:45 WIB
MINSK - Rakyat Ukraina pada akhirnya akan menyadari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah memperlakukan mereka sebagai umpan meriam, menurut Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Dalam wawancara dengan Russia 1 TV yang dirilis pada Minggu (18/8/2024), Lukashenko berpendapat Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah kehilangan dukungan dari rakyat Ukraina dan sebagian besar “nasionalis fanatik” yang pernah mengatur agenda di Kiev telah meninggal sekarang.
“Ketika mereka menyadari bahwa mereka hanya digunakan dan kemudian dibuang, begitu Ukraina menyadarinya, mereka akan mendatangi kami,” ujar Lukashenko.
Dia menjelaskan, “Kami akan membangun kembali semua yang telah hancur tetapi dengan standar yang lebih tinggi.”
Menurut presiden Belarusia, Barat ingin mengubah pria Ukraina menjadi umpan meriam dan wanita mereka menjadi budak seks.
“Wanita Ukraina yang cantik hanya mencari nafkah melalui prostitusi. Dan pria digunakan dengan cara apa pun yang mereka (Barat) inginkan,” tegas Lukashenko. “Sekarang mereka ingin menempatkan mereka di garis depan.”
Lukashenko menekankan, “Hampir tiga perempat warga Ukraina membenci Zelensky, karena dia menjanjikan satu hal dan melakukan hal lain; karena orang-orang sekarat."
Zelensky merupakan mantan aktor yang terpilih sebagai presiden Ukraina pada tahun 2019 dengan janji akan menemukan penyelesaian konflik secara damai dengan republik-republik Donbass. Namun dia dengan cepat akhirnya mengadopsi kebijakan yang sama bermusuhannya seperti pendahulunya.
Lukashenko mengatakan dia telah memperingatkan Zelensky bahwa Barat itu plin-plan.
“Seorang presiden baru di AS mungkin menolak untuk menghormati pengaturan lama, dan bahkan jika Inggris memberinya cukup uang untuk membeli rumah besar di suatu tempat, kemungkinan besar intelijen Ukraina akan membunuhnya sebagai pengkhianat,” klaim pemimpin Belarusia tersebut.
Sebagai contoh bagi warga Ukraina tentang apa yang tidak boleh dilakukan, presiden Belarusia menunjuk Armenia, yang pemerintahnya baru-baru ini beralih ke AS dan Prancis.
"Tetapi kebijakan macam apa itu?" ujar Lukashenko. "Prancis? (Emmanuel) Macron? Macron akan pergi besok dan semua orang akan melupakan Armenia. Sama seperti yang terjadi di Afghanistan ketika AS menarik diri,” imbuh dia, merujuk pada peristiwa tiga tahun lalu.
Menurut Lukashenko, konflik Rusia-Ukraina pada akhirnya akan berakhir dan hubungan normal akan dipulihkan.
“Waktunya akan tiba. Dengar, perang melawan Jerman juga sengit. Namun, kita berteman dengan para mantan fasis ini hingga baru-baru ini,” ujar dia, merujuk pada Perang Dunia II.
Dia menjelaskan, “Kita bekerja sama. Kita menemukan dasar untuk itu. Tidak bisakah kita memulihkan hubungan baik kita? Kita akan memulihkannya.”
“Namun, jika Kiev terus meningkatkan masalah, seperti dengan serangan baru-baru ini ke Wilayah Kursk Rusia, Ukraina mungkin hancur total,” pungkas Lukashenko memperingatkan.
Dalam wawancara dengan Russia 1 TV yang dirilis pada Minggu (18/8/2024), Lukashenko berpendapat Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah kehilangan dukungan dari rakyat Ukraina dan sebagian besar “nasionalis fanatik” yang pernah mengatur agenda di Kiev telah meninggal sekarang.
“Ketika mereka menyadari bahwa mereka hanya digunakan dan kemudian dibuang, begitu Ukraina menyadarinya, mereka akan mendatangi kami,” ujar Lukashenko.
Dia menjelaskan, “Kami akan membangun kembali semua yang telah hancur tetapi dengan standar yang lebih tinggi.”
Menurut presiden Belarusia, Barat ingin mengubah pria Ukraina menjadi umpan meriam dan wanita mereka menjadi budak seks.
“Wanita Ukraina yang cantik hanya mencari nafkah melalui prostitusi. Dan pria digunakan dengan cara apa pun yang mereka (Barat) inginkan,” tegas Lukashenko. “Sekarang mereka ingin menempatkan mereka di garis depan.”
Lukashenko menekankan, “Hampir tiga perempat warga Ukraina membenci Zelensky, karena dia menjanjikan satu hal dan melakukan hal lain; karena orang-orang sekarat."
Zelensky merupakan mantan aktor yang terpilih sebagai presiden Ukraina pada tahun 2019 dengan janji akan menemukan penyelesaian konflik secara damai dengan republik-republik Donbass. Namun dia dengan cepat akhirnya mengadopsi kebijakan yang sama bermusuhannya seperti pendahulunya.
Lukashenko mengatakan dia telah memperingatkan Zelensky bahwa Barat itu plin-plan.
“Seorang presiden baru di AS mungkin menolak untuk menghormati pengaturan lama, dan bahkan jika Inggris memberinya cukup uang untuk membeli rumah besar di suatu tempat, kemungkinan besar intelijen Ukraina akan membunuhnya sebagai pengkhianat,” klaim pemimpin Belarusia tersebut.
Sebagai contoh bagi warga Ukraina tentang apa yang tidak boleh dilakukan, presiden Belarusia menunjuk Armenia, yang pemerintahnya baru-baru ini beralih ke AS dan Prancis.
"Tetapi kebijakan macam apa itu?" ujar Lukashenko. "Prancis? (Emmanuel) Macron? Macron akan pergi besok dan semua orang akan melupakan Armenia. Sama seperti yang terjadi di Afghanistan ketika AS menarik diri,” imbuh dia, merujuk pada peristiwa tiga tahun lalu.
Menurut Lukashenko, konflik Rusia-Ukraina pada akhirnya akan berakhir dan hubungan normal akan dipulihkan.
“Waktunya akan tiba. Dengar, perang melawan Jerman juga sengit. Namun, kita berteman dengan para mantan fasis ini hingga baru-baru ini,” ujar dia, merujuk pada Perang Dunia II.
Dia menjelaskan, “Kita bekerja sama. Kita menemukan dasar untuk itu. Tidak bisakah kita memulihkan hubungan baik kita? Kita akan memulihkannya.”
“Namun, jika Kiev terus meningkatkan masalah, seperti dengan serangan baru-baru ini ke Wilayah Kursk Rusia, Ukraina mungkin hancur total,” pungkas Lukashenko memperingatkan.
Baca Juga
(sya)
tulis komentar anda