Cerita Mohammed bin Salman Kirim Peluru ke Hakim yang Batalkan Keputusannya
Selasa, 20 Agustus 2024 - 09:35 WIB
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dijuluki "Abu Rasasa" atau "Bapak Peluru" pada akhir masa remajanya. Julukan itu muncul karena aksi intervensi hukum dengan mengirim peluru kepada hakim melalui paket pos.
Cerita aksi putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini diungkap Sir John Sawers, kepala MI6 hingga 2014, dalam laporan BBC.
Pengungkapan oleh Sawers muncul ketika media Inggris itu mempublikasikan klaim mantan petinggi mata-mata Arab Saudi; Saad al-Jabri, yang melarikan diri dan berlindung di Kanada.
Al-Jabri mengeklaim bahwa Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) telah memalsukan tanda tangan Raja Salman dalam dekrit yang menyetujui perang Arab Saudi di Yaman pada 2015.
Menurut laporan BBC, raja pertama Arab Saudi memiliki sedikitnya 42 putra, termasuk ayah MBS, Salman bin Abdulaziz al-Saud. Mahkota secara tradisional diwariskan di antara putra-putra ini. Ketika dua dari mereka tiba-tiba meninggal pada tahun 2011 dan 2012, Salman diangkat ke dalam garis suksesi.
Badan mata-mata Barat menjadikan studi tentang "Kremlinologi Saudi" sebagai bisnis mereka—mencari tahu siapa yang akan menjadi raja berikutnya.
Pada tahap tersebut, MBS masih sangat muda dan tidak dikenal sehingga dia bahkan tidak masuk radar mereka.
"Dia tumbuh dalam ketidakjelasan relatif," kata Sawers. "Dia tidak ditunjuk untuk naik ke tampuk kekuasaan."
Cerita aksi putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini diungkap Sir John Sawers, kepala MI6 hingga 2014, dalam laporan BBC.
Pengungkapan oleh Sawers muncul ketika media Inggris itu mempublikasikan klaim mantan petinggi mata-mata Arab Saudi; Saad al-Jabri, yang melarikan diri dan berlindung di Kanada.
Al-Jabri mengeklaim bahwa Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) telah memalsukan tanda tangan Raja Salman dalam dekrit yang menyetujui perang Arab Saudi di Yaman pada 2015.
Baca Juga
Menurut laporan BBC, raja pertama Arab Saudi memiliki sedikitnya 42 putra, termasuk ayah MBS, Salman bin Abdulaziz al-Saud. Mahkota secara tradisional diwariskan di antara putra-putra ini. Ketika dua dari mereka tiba-tiba meninggal pada tahun 2011 dan 2012, Salman diangkat ke dalam garis suksesi.
Badan mata-mata Barat menjadikan studi tentang "Kremlinologi Saudi" sebagai bisnis mereka—mencari tahu siapa yang akan menjadi raja berikutnya.
Pada tahap tersebut, MBS masih sangat muda dan tidak dikenal sehingga dia bahkan tidak masuk radar mereka.
"Dia tumbuh dalam ketidakjelasan relatif," kata Sawers. "Dia tidak ditunjuk untuk naik ke tampuk kekuasaan."
Lihat Juga :
tulis komentar anda