Situasi Genting, Bos Pentagon Perintahkan Pengerahan Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah

Senin, 12 Agustus 2024 - 10:53 WIB
Kepala Pentagon Lloyd Austin perintahkan pengerahan kapal selam nuklir USS Georgia Amerika Serikat ke Timur Tengah di tengah situasi genting terkait rencana Iran menyerang Israel. Foto/Sawyer Haskins
TEL AVIV - Kepala Pentagon atau Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam nuklir USS Georgia ke Timur Tengah.

Perintah ini muncul di tengah situasi genting di wilayah tersebut ketika Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu.

Selain memerintahkan pengerahan USS Georgia, Austin juga memerintahkan percepatan pengerahan kapal induk USS Abraham Lincoln ke wilayah tersebut.



Pentagon mengumumkan perintah itu pada hari Minggu waktu Washington setelah percakapan Austin dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.



"Menteri Austin telah memerintahkan Kelompok Serang Kapal Induk USS Abraham Lincoln, yang dilengkapi dengan jet tempur F-35C, untuk mempercepat transitnya ke wilayah tanggung jawab Komando Pusat, dengan menambah kemampuan yang telah disediakan oleh Kelompok Serang Kapal Induk USS Theodore Roosevelt. Selain itu, Menteri telah memerintahkan kapal selam berpeluru kendali USS Georgia (SSGN 729) ke wilayah Komando Pusat," kata Pentagon, seperti dikutip Sputnik, Senin (12/8/2024).

Selama panggilan telepon tersebut, kedua belah pihak membahas upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan langkah-langkah untuk melindungi Israel.

Secara khusus, Austin menekankan kesiapan AS untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi sekutunya di Timur Tengah.

Sementara itu, penilaian intelijen terbaru Zionis menyatakan Iran telah memutuskan untuk melancarkan serangan langsung ke Israel dalam beberapa hari ini.

Laporan intelijen Zionis itu dikutip Axios pada hari Minggu.

"Ini adalah perubahan dari penilaian beberapa hari terakhir, yang menunjukkan bahwa tekanan internasional terhadap Iran menahannya untuk melakukan serangan langsung terhadap Israel," tulis Axios dalam laporannya.

Laporan media Barat dan Timur Tengah sebelumnya menyatakan Teheran mungkin mempertimbangkan kembali rencana menyerang Israel. Ada juga laporan bahwa Iran berpikir dua kali untuk menjalankan rencananya, menyusul tekanan dari pemerintah Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Seperti diketahui, Iran telah mengancam akan menyerang negara Yahudi itu sebagai pembalasan atas pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli di Teheran.

Rezim Zionis tidak mengaku maupun menyangkal keterlibatannya dalam pembunuhan Haniyeh. Namun, Washington Post telah melaporkan bahwa pemerintah Israel memberitahu pembunuhan itu kepada Washington setelah kejadian, yang membuat Gedung Putih marah.

Lembaga penyiaran publik Israel, Kann News, melaporkan pada hari Minggu bahwa pemahaman yang berlaku dalam lembaga keamanan Israel adalah bahwa Iran "bertekad untuk segera melancarkan serangan."

Sementara waktu serangan itu belum jelas, laporan Axios mengatakan itu mungkin terjadi sebelum 15 Agustus, ketika pembicaraan seharusnya diadakan antara Hamas dan Israel mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More