Sama-sama Musuh India, China Jual Kapal Perang Canggih ke Pakistan
Selasa, 25 Agustus 2020 - 11:06 WIB
ISLAMABAD - China telah me-launching yang pertama dari empat kapal perang canggih yang dibangun untuk Angkatan Laut Pakistan. Beijing menjual kapal perangnya kepada Islamabad di tengah hubungan pertahanan dan ekonomi kedua negara yang semakin mendalam.
Perkembangan itu terjadi karena kedua negara terkunci dalam permusuhan dengan India terkait dengan sengketa wilayah perbatasan.
Angkatan Laut Pakistan mengatakan pada hari Minggu bahwa Galangan Kapal Hudong Zhonghua milik negara China di Shanghai mengadakan upacara peluncuran fregat Tipe-054A/P, dengan dihadiri pejabat tinggi dari layanan tersebut.
Angkatan Laut tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal-kapal perang itu adalah fregat canggih yang dilengkapi dengan senjata dan sensor permukaan, bawah permukaan, dan anti-udara modern. (Baca: Kapal Perang Paling Berbahaya Rusia Admiral Nakhimov Siap Dimunculkan Lagi )
"Kapal-kapal ini akan berkontribusi secara signifikan dalam menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah tanggung jawab kami," bunyi pernyataan Angkatan Laut Pakistan,seperti dikutip Voice of America, Selasa (25/8/2020).
Pernyataan itu tidak menyebutkan biaya pembelian kapal perang, tetapi perkiraan yang dilaporkan masing-masing harganya lebih dari USD350 juta.
Setelah dibangun, lanjut Angkatan Laut tersebut, kapal akan menjadi salah satu platform permukaan terbesar dan berteknologi maju dari armada Angkatan Laut Pakistan, yang meningkatkan kemampuannya untuk menanggapi tantangan di masa depan.
Pembangun kapal China diperkirakan akan mengirimkan keempat unit kapal ke Pakistan pada tahun 2021, yang menurut media China dapat menggandakan kekuatan tempur dari armada Angkatan Laut Pakistan.
Seorang pejabat Pakistan mengatakan fregat Tipe-054A/P dalam pelayanan dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) China dan diakui sebagai tulang punggungnya.
China dan Pakistan bersama-sama memproduksi berbagai perangkat keras terkait militer, termasuk pesawat tempur multiperan JF-17, yang menunjukkan hubungan pertahanan timbal balik yang kuat.
Kedua sekutu ini dalam beberapa tahun terakhir juga telah memperkuat kerjasama ekonomi di bawah Belt and Road Initiative (BRI) atau Inisiatif Sabuk dan Jalan, sebuah megaproyek infrastruktur global Beijing. (Baca juga: Inggris Akan Kerahkan Kapal Induk untuk Melawan China, Ini Reaksi Beijing )
Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang terkait BRI telah menghasilkan hampir USD30 miliar dalam investasi China selama enam tahun terakhir, dengan membangun jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik Pakistan.
Namun, para kritikus melihat investasi tersebut sebagai beban bagi Pakistan yang berutang banyak.
Para pejabat AS menyebut pinjaman CPEC sebagai "perangkap utang" untuk Islamabad, meskipun Pakistan dan China menepis kritik tersebut, dengan mengatakan hal itu berasal dari "kurangnya informasi dan kesalahpahaman" tentang kolaborasi tersebut.
Presiden China Xi Jinping akan mengunjungi Islamabad akhir tahun ini, yang menurut para pejabat Pakistan, akan meningkatkan kerjasama ekonomi terkait BRI. Xi diperkirakan mengunjungi Pakistan pada Mei tetapi perjalanan itu dibatalkan karena pandemi virus corona.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi pekan lalu menjamu mitranya dari Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, atas "dialog strategis" bilateral, di mana kedua pihak sepakat untuk mendorong proyek-proyek besar baru di bawah CPEC. Proyek-proyek itu termasuk program kereta api senilai USD6,8 miliar untuk meningkatkan jalur kereta api utama Pakistan, yang dikenal sebagai Jalur Utama 1 (ML1), yang membentang hampir 1.900 kilometer.
"Baik China dan Pakistan menegaskan kembali vitalitas kemitraan kerjasama strategis yang telah teruji waktu dan segala cuaca antara kedua negara," bunyi pernyataan bersama pasca-pertemuan.
Perkembangan itu terjadi karena kedua negara terkunci dalam permusuhan dengan India terkait dengan sengketa wilayah perbatasan.
Angkatan Laut Pakistan mengatakan pada hari Minggu bahwa Galangan Kapal Hudong Zhonghua milik negara China di Shanghai mengadakan upacara peluncuran fregat Tipe-054A/P, dengan dihadiri pejabat tinggi dari layanan tersebut.
Angkatan Laut tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal-kapal perang itu adalah fregat canggih yang dilengkapi dengan senjata dan sensor permukaan, bawah permukaan, dan anti-udara modern. (Baca: Kapal Perang Paling Berbahaya Rusia Admiral Nakhimov Siap Dimunculkan Lagi )
"Kapal-kapal ini akan berkontribusi secara signifikan dalam menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah tanggung jawab kami," bunyi pernyataan Angkatan Laut Pakistan,seperti dikutip Voice of America, Selasa (25/8/2020).
Pernyataan itu tidak menyebutkan biaya pembelian kapal perang, tetapi perkiraan yang dilaporkan masing-masing harganya lebih dari USD350 juta.
Setelah dibangun, lanjut Angkatan Laut tersebut, kapal akan menjadi salah satu platform permukaan terbesar dan berteknologi maju dari armada Angkatan Laut Pakistan, yang meningkatkan kemampuannya untuk menanggapi tantangan di masa depan.
Pembangun kapal China diperkirakan akan mengirimkan keempat unit kapal ke Pakistan pada tahun 2021, yang menurut media China dapat menggandakan kekuatan tempur dari armada Angkatan Laut Pakistan.
Seorang pejabat Pakistan mengatakan fregat Tipe-054A/P dalam pelayanan dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) China dan diakui sebagai tulang punggungnya.
China dan Pakistan bersama-sama memproduksi berbagai perangkat keras terkait militer, termasuk pesawat tempur multiperan JF-17, yang menunjukkan hubungan pertahanan timbal balik yang kuat.
Kedua sekutu ini dalam beberapa tahun terakhir juga telah memperkuat kerjasama ekonomi di bawah Belt and Road Initiative (BRI) atau Inisiatif Sabuk dan Jalan, sebuah megaproyek infrastruktur global Beijing. (Baca juga: Inggris Akan Kerahkan Kapal Induk untuk Melawan China, Ini Reaksi Beijing )
Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang terkait BRI telah menghasilkan hampir USD30 miliar dalam investasi China selama enam tahun terakhir, dengan membangun jalan, pelabuhan, dan pembangkit listrik Pakistan.
Namun, para kritikus melihat investasi tersebut sebagai beban bagi Pakistan yang berutang banyak.
Para pejabat AS menyebut pinjaman CPEC sebagai "perangkap utang" untuk Islamabad, meskipun Pakistan dan China menepis kritik tersebut, dengan mengatakan hal itu berasal dari "kurangnya informasi dan kesalahpahaman" tentang kolaborasi tersebut.
Presiden China Xi Jinping akan mengunjungi Islamabad akhir tahun ini, yang menurut para pejabat Pakistan, akan meningkatkan kerjasama ekonomi terkait BRI. Xi diperkirakan mengunjungi Pakistan pada Mei tetapi perjalanan itu dibatalkan karena pandemi virus corona.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi pekan lalu menjamu mitranya dari Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, atas "dialog strategis" bilateral, di mana kedua pihak sepakat untuk mendorong proyek-proyek besar baru di bawah CPEC. Proyek-proyek itu termasuk program kereta api senilai USD6,8 miliar untuk meningkatkan jalur kereta api utama Pakistan, yang dikenal sebagai Jalur Utama 1 (ML1), yang membentang hampir 1.900 kilometer.
"Baik China dan Pakistan menegaskan kembali vitalitas kemitraan kerjasama strategis yang telah teruji waktu dan segala cuaca antara kedua negara," bunyi pernyataan bersama pasca-pertemuan.
(min)
tulis komentar anda