Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar, Sosok Keras Kepala yang Dicap Orang Mati Berjalan
Kamis, 08 Agustus 2024 - 10:12 WIB
Sementara pendahulunya, Ismail Haniyeh, telah mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Sinwar lebih suka memaksakan masalah Palestina ke depan dengan cara yang lebih keras.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan serangan udara dan darat Israel yang dilancarkan sebagai respons terhadap serangan 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 39.653 orang di wilayah Palestina.
Sinwar memimpikan satu Negara Palestina yang menyatukan Jalur Gaza, Tepi Barat—wilayah yang diduduki Israel dan dikendalikan oleh partai Fatah pimpinan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas—dan Yerusalem Timur.
Menurut lembaga think tank Amerika Serikat, Council on Foreign Relations, Sinwar telah berjanji untuk menghukum siapa pun yang menghalangi rekonsiliasi dengan Fatah, gerakan politik saingan yang terlibat dalam pertikaian faksional dengan Hamas setelah pemilihan umum tahun 2006.
Kesepakatan itu masih sulit dicapai, tetapi pembebasan tahanan yang dihasilkan dari perjanjian gencatan senjata singkat November dengan Israel telah membuat popularitas Hamas melambung di Tepi Barat.
"Sinwar telah menempuh jalan menjadi radikal dalam perencanaan militer dan pragmatis dalam politik," kata Seurat.
"Dia tidak menganjurkan kekerasan demi kekerasan, tetapi untuk mewujudkan negosiasi dengan Israel," ujarnya.
Pimpinan Hamas itu dimasukkan ke dalam daftar "teroris internasional" paling dicari AS pada tahun 2015.
Sumber keamanan di luar Gaza mengatakan bahwa Sinwar telah berlindung di jaringan terowongan yang dibangun di bawah wilayah itu untuk menahan bom Israel.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan serangan udara dan darat Israel yang dilancarkan sebagai respons terhadap serangan 7 Oktober telah menewaskan sedikitnya 39.653 orang di wilayah Palestina.
Radikal dan Pragmatis
Sinwar memimpikan satu Negara Palestina yang menyatukan Jalur Gaza, Tepi Barat—wilayah yang diduduki Israel dan dikendalikan oleh partai Fatah pimpinan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas—dan Yerusalem Timur.
Menurut lembaga think tank Amerika Serikat, Council on Foreign Relations, Sinwar telah berjanji untuk menghukum siapa pun yang menghalangi rekonsiliasi dengan Fatah, gerakan politik saingan yang terlibat dalam pertikaian faksional dengan Hamas setelah pemilihan umum tahun 2006.
Kesepakatan itu masih sulit dicapai, tetapi pembebasan tahanan yang dihasilkan dari perjanjian gencatan senjata singkat November dengan Israel telah membuat popularitas Hamas melambung di Tepi Barat.
"Sinwar telah menempuh jalan menjadi radikal dalam perencanaan militer dan pragmatis dalam politik," kata Seurat.
"Dia tidak menganjurkan kekerasan demi kekerasan, tetapi untuk mewujudkan negosiasi dengan Israel," ujarnya.
Pimpinan Hamas itu dimasukkan ke dalam daftar "teroris internasional" paling dicari AS pada tahun 2015.
Sumber keamanan di luar Gaza mengatakan bahwa Sinwar telah berlindung di jaringan terowongan yang dibangun di bawah wilayah itu untuk menahan bom Israel.
tulis komentar anda