Ironi Turki, Jalin Hubungan dengan Israel tapi Benci Negara Lain Melakukannya

Selasa, 25 Agustus 2020 - 09:35 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/REUTERS
ANKARA - Turki terindiksi terobsesi untuk menghentikan banyak negara melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Ini menjadi ironi, karena Ankara sendiri menjalin hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut.

Indikasi bencinya Ankara melihat gelagat negara-negara Arab dan Afrika untuk melakukan normalisasi dengan rezim Zionis terbaca dari media-media pro-pemerintah seperti Anadolu yang secara konsisten mendorong pemberitaan tentang negara-negara dan partai politik di Timur Tengah yang menolak normalisasi dengan rezim Zionis.

Pada hari Senin, Anadolu melaporkan Maroko menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel . Laporan itu diklaim berdasarkan komentar dari Perdana Menteri Saad Eddine El Othmani.



"Kami menolak untuk menormalisasi hubungan dengan entitas Zionis (Israel) karena ini akan mendorongnya untuk lebih jauh melanggar hak-hak rakyat Palestina," kata El Othmani yang dikutip media Turki tersebut. Othmani adalah anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (PJD).

Turki prihatin karena Maroko adalah salah satu negara di mana terdapat petunjuk kemungkinan hubungan yang lebih baik dengan Israel. Ankara tahu Maroko dan Israel memiliki koneksi di masa lalu.

Pada hari Sabtu, media Turki juga menyoroti penentangan Sudan terhadap normalisasi dengan rezim Zionis, dengan laporan dipecatnya seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan setelah mengisyaratkan negaranya akan menjalin hubungan dengan Israel. (Baca: Israel Kini Anggap Turki Ancaman Terbesar, Melebihi Iran )

Turki mengatakan Partai Komunis di Sudan menolak kesepakatan apa pun untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Di Turki, rezim sayap kanan Presiden Recep Tayyip Erdogan menentang pandangan komunis, tetapi senang hati menyoroti partai-partai komunis selama mereka melawan Israel.

Negara itu juga menyoroti LSM Kuwait karena menentang normalisasi. Sementara itu, media pemerintah Turki, TRT, menerbitkan editorial utama pada hari Senin yang mengklaim bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah "dibom setiap hari sejak normalisasi UEA-Israel".

TRT juga menyoroti kunjungan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh ke Turki akhir pekan ini. Haniyeh memuji Turki dan Kuwait karena memimpin penentangan terhadap normalisasi.

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa di Turki telah memberikan suara yang signifikan terhadap UEA dan hubungannya dengan Israel. Meskipun Turki adalah anggota NATO dan juga sekutu AS serta memiliki hubungan dengan Israel, Turki adalah salah satu negara paling anti-Israel di dunia setelah Iran.

Turki sekarang bergerak lebih dekat ke Iran, China dan Rusia. Negara ini telah membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Ankara mengancam akan memutuskan hubungan dengan UEA setelah perjanjian normalisasi UEA dengan Israel .
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More