Pakar Sebut Pembunuhan Pemimpin Hamas oleh Israel secara Sistematis Sudah Gagal
Rabu, 07 Agustus 2024 - 16:00 WIB
GAZA - Di tengah ancaman para pemimpin Israel bahwa mereka akan menargetkan kepala politik baru Hamas , Yahya Sinwar , untuk dibunuh, tetapi upaya tersebut dianggap gagal secara sistematis.
Rami Khouri, seorang peneliti kebijakan publik terkemuka di Universitas Amerika di Beirut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah gagal menyadari bahwa kebijakannya untuk membunuh para pemimpin perlawanan Palestina secara sistematis telah gagal.
"Mereka mungkin akan mencoba membunuh lebih banyak orang. Namun, itu tidak ada gunanya. Aneh bahwa orang Israel tidak melihat bahwa ketika mereka membunuh seseorang, mereka mendapatkan seseorang yang lebih radikal," kata Khouri.
"Inilah yang terjadi. Ketika Haniyeh dibunuh, Sinwar mengambil alih. Sinwar secara umum dianggap sedikit lebih keras," katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengecam penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin biro politik Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.
Di X, Katz mengatakan tadi malam bahwa pengangkatan tersebut adalah "alasan lain untuk segera menyingkirkan [Sinwar] dan menghapus memori organisasi ini dari muka bumi".
Sinwar, 61 tahun, yang memimpin Hamas di Jalur Gaza, dipandang oleh Israel sebagai dalang di balik serangan 7 Oktober.
Pengangkatannya dilakukan setelah Haniyeh tewas dalam serangan di kediamannya di Iran minggu lalu.
Rami Khouri, seorang peneliti kebijakan publik terkemuka di Universitas Amerika di Beirut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel telah gagal menyadari bahwa kebijakannya untuk membunuh para pemimpin perlawanan Palestina secara sistematis telah gagal.
"Mereka mungkin akan mencoba membunuh lebih banyak orang. Namun, itu tidak ada gunanya. Aneh bahwa orang Israel tidak melihat bahwa ketika mereka membunuh seseorang, mereka mendapatkan seseorang yang lebih radikal," kata Khouri.
"Inilah yang terjadi. Ketika Haniyeh dibunuh, Sinwar mengambil alih. Sinwar secara umum dianggap sedikit lebih keras," katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengecam penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin biro politik Hamas setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.
Di X, Katz mengatakan tadi malam bahwa pengangkatan tersebut adalah "alasan lain untuk segera menyingkirkan [Sinwar] dan menghapus memori organisasi ini dari muka bumi".
Sinwar, 61 tahun, yang memimpin Hamas di Jalur Gaza, dipandang oleh Israel sebagai dalang di balik serangan 7 Oktober.
Pengangkatannya dilakukan setelah Haniyeh tewas dalam serangan di kediamannya di Iran minggu lalu.
(ahm)
tulis komentar anda